Minggu, Agustus 23, 2009

Ramadhan di Al-muntazhar

Bulan Ramadhan, bulan mulia yang memberikan limpahan hikmah, rahmat dan ampunan. Bulan yang memberikan banyak kesempatan bagi umat muslim untuk memaksimalkan keislamannya. Pelajaran -pelajaran penting dan hikmah-hikmah kehidupan dapat dipetik di bulan ini. Ibadah dan penghambaan diri kepada Tuhan adalah inti kegiatan bulan ini.
Seperti Ramadhan-ramadhan tahun lalu, Ramadhan kali ini Yaysan Al-muntazhar banyak menyusun kegiatan :

1. Sholat qodho berjamaah
sholat qodho berjamaah dilaksanakan setiap hari pukul 19.30 sampai selesai, bersama ust. Abdillah Assegaf. Jemaah sekitar yayasan selalu menyempatkan diri untuk hadir, sekaligus juga sebagai ajang mempererat jalinan ukhuwah di antara mereka.

2. Tadarrus Al-Quran
Tadarrus Al-quran diikuti jamaah dan santri-santri TPA Az-zahra, seta remaja Al-muntazhar, setiap hari, malam dan subuh.

3. Kelas Tajwid untuk umum
Kelas kajian ilmu Tajwid untuk umum setiap pagi, diikuti jamaah, remaja dan kalangan umum bersama ust. Abdillah Assegaff, yang bertujuan untuk memberikan pemahaman membaca Al-Quran dengan benar.

4. Kelas Bahasa Arab
Kelas Bahasa Arab dilaksanakan setiap malam, diikuti oleh remaja Al-Muntazhar dan santri TPA Az-zahra.

5. Pesantren Kilat
Kegiatan ini diadakan pada akhir minggu ke-dua Ramadhan, diikuti remaja dan santri Al-muntazhar, dengan materi Kajian Aqidah Islam

6. Buka Puasa Bersama dan Reuni Pengurus Yayasan
Buka puasa bersama diadakan sebagai sarana reuni pengurus-pengurus lama yang telah tersebar ke berbagai daerah, untuk bertemu dan bersilaturahmi di yayasan al-muntazhar.

Minggu, Agustus 16, 2009

DEKAPLAH RAMADHAN...

Bumi kembali berhias...
Lampu-lampu hias keimanan dinyalakan...
Umbul-umbul keikhlasan dikibarkan di setiap sudut hati...
Wewangian bunga-bunga Jasmine dihembuskan di segenap angkasa jiwa..
Permadani Merah di gelar di halaman-halaman kerinduan..

Jantung-jantung asmara mulai berdegup keras...
Lagu-lagu pujaan didendangkan di setiap rumah.....
Puisi-puisi do'a telah tersusun rapi di altar-altar pemujaan...
Ayat-ayat Tuhan sudah tak sabar ingin segera dilantunkan..

Tulisan-tulisan besar maklumat terpasang di gerbang-gerbang kota..
"SANG TAMU BESAR KEMULIAAN AKAN DATANG.."

Kepingan serpihan-serpihan maksiat telah disapu bersih..
Sampah-sampah sisa pesta duniawi dibakar tak tersisa lagi..
Majlis-majlis judi sepi tak ada yang menghadiri..
Partai-partai koloni setan berkemas-kemas untuk segera pergi..


Oh... betapa gembira diri ini..
sebentar lagi kerinduan ini akan terobati..
Akan kusambut ia dengan hati..
Akan kuhabiskan malam-malamku dengannya..
Kan kurayu dia untuk memelukku..
Ah... betapa indah hari-hari Ilahi...
Seakan aku tak ingin ia beranjak pergi lagi...


Minggu, Agustus 09, 2009

Keterlibatan Inggris dalam Kerusuhan Diungkap di Pengadilan Iran


Pengamat senior Kedutaan Besar Inggris di Tehran, Mir Mohammad Hossein Rasam, diadili di pengadilan yang mengusut kasus kerusuhan pasca pemilu presiden kesepuluh Republik Islam Iran. Sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Fars, wakil pengadilan membacakan tuduhan mata-mata yang ditujukan pada Hossein Rasam.

Wakil pengadilan mengatakan, Rasam pada tanggal 12, 15 dan 17 Juni, berada di tempat kerusuhan serta menyerahkan data dan informasi ke Kedutaan Inggris di Tehran. Lebih lanjut penuntut umum menuturkan, Hossein Rasam bersama Sekretaris Kedua Inggris, Thomas Burn dan Sekretaris Kedutaan Australia,Shaun Murphy, mondar-mandir di kantor tim sukses salah satu kandidat presiden Iran.
Rasam dalam pernyatannya di sidang pengadilan menyinggung aktivitasnya selama lima tahun di Kedutaan Inggris, mengatakan, tugas utamanya adalah mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan Inggris melalui tim khususnya dan penghubung kedutaan di Tehran dan kota-kota lainya. Ia juga mengakui bahwa lembaga swadaya masyarakat (LSM) dijadikan sebagai salah satu sarana untuk mengumpulkan data dan informasi yang kemudian diserahkan ke Kedutaan Inggris di Tehran. Dikatakannya, sekitar 300 ribu pound dianggarkan setiap tahunnya untuk membantu lembaga-lembaga masyarakat Iran. Rasam juga mengabarkan keterlibatan Sekretaris Pertama Politik Kedubes Inggris, Alex di sejumlah pos tim sukses pemilu dan keikutsertaannya Sekretaris Ketiga Kedubes Inggris, Dominik dalam demonstrasi ilegal di Tehran.

Jumat, Agustus 07, 2009

John Bolton: Israel akan Serang Iran


Israel dimungkinkan mengambil sikap unilateral dengan meluncurkan serangan militer ke Iran untuk menghentikan program nuklir Negeri Mullah itu.

Dalam wawancara dengan Fox News, mantan duta besar Amerika Serikat untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) John Bolton memang tidak yakin Israel telah benar-benar membuat keputusan. Namun jika melihat sejarah, menurut dia, Israel tidak takut mengambil aksi militer.
"Israel menghancurkan reaktor Osirak di luar Baghdad pada 1981. Ia menghancurkan sebuah reaktor Korea Utara di Suriah pada September 2007," ungkap Bolton, seperti dikutip dari jaringan televisi Iran Press TV, Rabu (5/8/2009).

Israel, yang merupakan satu-satunya negara di kawasan Timur Tengah yang memiliki senjata nuklir, telah berulang kali menyuarakan tekadnya untuk menghentikan program nuklir Iran, meskipun melalui opsi militer.

Teheran telah menegaskan program nuklirnya tidak bertujuan untuk kepentingan militer dan dikembangkan dalam kerangka kebijakan internasional[islammuhammadi/mt]


Kamis, Agustus 06, 2009

Mahdiisme; Sebuah Penantian

Oleh: M Turkan


Seorang mukmin sejati yang memiliki keyakinan tentang Mahdiisme seharusnya terus beraktifitas sesuai dengan hukum yang telah ditetapkan oleh al-Quran dan Hadist dalam proses menyambut kehadiran Sang Juru Selamat. Hendaklah ia mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Persiapan awal untuk proses penyambutan Imam Mahdi adalah mengikrarkan keimannya kepada Imam Mahdi dan mengaplikasikannya dalam segala bentuk aktivitas. Sebagai contoh adalah ucapan Imam Khomeini qs tentang motif revolusi Islam Iran.



--------------------------------------------------------------

BERBICARA tentang Mahdiisme bukanlah suatu perkara yang mudah. Apalagi jika konsep ini di sandingkan dengan sebuah konsep penantian. Mahdiisme adalah sebuah konsep yang tidak hanya diyakini dan dipercayai oleh kaum muslimin saja akan tetapi diyakini juga oleh sebagian agama dan aliran kepercayaan. Dalam agama Kristen kita kenal konsep Messiah (Juru Selamat) yang atau dalam istilah Jawa kita sebut dengan Ratu Adil. Tentu saja konsep Mahdiisme atau konsep penantian akan “Juru Selamat yang Dinantikan” ini berkaitan erat dengan pandangan dunia. Dalam hal ini ada dua pandangan dunia, yang pertama adalah pandangan dunia materialisme dan yang kedua adalah pandangan dunia islam.

Banyak di antara pemikir dan agamawan yang menafsirkan bahwa Mahdi atau Messiah atau sang Juru Selamat itu akan muncul ketika kerusakan dan kebrobrokan di dunia ini sudah merajalela. Dengan berpijak pada pandangan dan prinsip demikian, maka manusia melakukan dosa-dosa besar dan kedholiman dengan harapan sang Juru Selamat akan segera muncul. Prinsip ini biasanya dibuat oleh orang-orang yang berusaha mengkritik dan mengecam kaum Yahudi yang sedang menantikan Juru Selamatnya, begitu juga bagi mereka yang tidak menerima Isa a.s. putera Maryam sebagai Messiah.

Kritik pandangan dunia materialisme terhadap konsep kepercayaan tentang Juru Selamat adalah bahwa konsep ini sebenarnya memberangus aktifitas otak manusia, membelenggu kesadaran manusia dan bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan serta tangung jawab manusia. Karena pengikut akan kepercayaan ini berkeyakinan bahwa perbaikan sosial, pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme tidak berada di tangan manusia. Manusia tidak bertangung jawab atas keterpurukan dan dekadensi moral. Manusia tidak mempunyai pilihan dan andil sama sekali dalam memutuskan nasib sendiri, dan tidak ada memiliki taklif untuk menegakkan keadilan dalam masyarakat. Tanggung jawab ini sepenuhnya diserahkan oleh sosok yang akan muncul di masa depan yang akan menyelamatkan manusia dari kerusakan dan keadaan yang menyedihkan.

PENANTIAN POSITIF

Ketika kita berbicara tentang penantian maka di sana ada tiga hal yang harus diperhatikan:

1. Si pelaku [si penanti]
2. Proses penantian [hukum penantian]
3. Yang di nanti [Juru Selamat]

Tentu saja ketiga hal ini tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lainya. Masing-masing berkaitan erat. Si pelaku seharusnya sudah memahami hukum dan tugas-tugas dari sebuah sebuah penantian, juga siapa yang di tunggu. karena ada hukum yang barlaku bagi si penanti maka akan terjadilah proses Penantian yang Positif.

Dalam akidah Syiah, terutama Syiah Imamiyah, munculnya akan Imam Mahdi afs [Juru Selamat] adalah permasalahan yang sudah pasti, persis dengan ungkapan akan munculnya Yaum al-Mau’ud [hari kiamat]. Hari yang dijanjikan dengan kemunculan Imam Mahdi aj adalah langkah awal untuk menuju hari Akhir yang telah dijanjikan Allah.

Hari kemunculan Imam Mahdi afs merupakan janji yang pasti untuk menunjukkan kepada manusia bahwa semua yang difirmankan Allah adalah benar, bahwa keadilan Ilahi merupakan hal yang nyata dan dapat dinikmati oleh setiap manusia ketika manusia melaksanakan segala hukum yang telah diturunkan-Nya.

Imam Khomeini qs mengatakan: ”Sesungguhnya tidak ada manusia seperti Imam Mahdi afs yang di dalam ghaibnya, diumpamakan seperti matahari yang berada di balik awan. Dia tersembunyi di balik awan tetapi dengan sinarnya hari-hari tetap terang sehingga kehidupan di muka bumi berjalan sebagaimana layaknya. Dunia seakan lupa bahwa hukum kausalitas merupakan gerak yang menuju pada kesempurnaan sedang kehidupan materi adalah kehidupan yang tidak pernah akan membawa manusia pada satu titik kesempurnaan apapun. Saat ini manusia tengah diselubungi kegelapan kehidupan materi sehingga tidak dapat melihat cahaya kebenaran. Bukanlah kebenaran yang tidak ada, tetapi materi telah menutupi mata hati meraka untuk dapat melihat kebenaran. Tidak heran jika sebagian kaum musliminpun hanya menimbang nilai-nilai kebenaran dengan materi karena telah terbelenggu dengan cara berfikir materialisme. Nilai-nilai kebenaran materi telah membenamkan indrawi manusia pada kegelapan khayal yang melupakan akan hakekat mereka.

Seorang mukmin sejati yang memiliki keyakinan tentang Mahdiisme seharusnya terus beraktifitas sesuai dengan hukum yang telah ditetapkan oleh al-Quran dan Hadist dalam proses menyambut kehadiran Sang Juru Selamat. Hendaklah ia mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Persiapan awal untuk proses penyambutan Imam Mahdi adalah mengikrarkan keimannya kepada Imam Mahdi dan mengaplikasikannya dalam segala bentuk aktivitas. Sebagai contoh adalah ucapan Imam Khomeini qs tentang motif revolusi Islam Iran. Beliau menyebutkan bahwa revolusi Islam Iran dijadikan sebagai basis untuk kemunculan Imam Mahdi as.

Dan yang baru saja kita rayakan adalah kemenangan Muqawamah Hizbullah atas Israel di Lebanon, ini tidak dapat dilepaskan dari keyakinan adanya keyakinan terhadap Imam Mahdi aj. Baik revolusi Islam di Iran maupun Hizbullah di Lebanon keduanya merupakan bukti nyata bahwa setiap aktifitas yang mereka lakukan merupakan persiapan untuk menyambut kehadiran revolusi Mahdi aj. Semangat inilah yang dikenal sebagai semangat Mahdawiyah.

PARA PENANTI

Apa yang harus dilakukan oleh seorang penanti sejati? Jika kita akan menyambut seorang raja maka kita yang kita lakukan adalah mempersiapkan segala-galanya. Apalagi jika yang akan kita sambut adalah seorang Juru Selamat, maka kitapun dituntut untuk mempersiapakan apa yang diinginkan oleh Sang Juru Selamat. Oleh karena itu para penanti Kehadiran Imam Mahdi afs harus mempersiapkan segala kemampuan dan kekuatannya sehingga dapat terjadi proses penantian yang positif. Seorang penanti harus mengumpulkan segenap kemampuannya untuk menghadapi kebatilan, menegakkan keadilan dan menyerukan persatuan. Seorang penanti harus siap untuk syahid, kapanpun dan dimanapun. Sebab syahadah adalah sebuah tradisi seorang penanti sejati untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik. Seorang penanti harus aktif melawan kebobrokan moral di masyarakat sekalipun dengan berbekal sebatang panah. Sebagai mana disabdakan oleh Imam Ja’far as-Shadiq as: ”Persiapkan diri kalian untuk kemunculan al-Qaim walaupun hanya dengan sebatang panah. Sesungguhnya ketika Allah mengetahui niat hamba-Nya tersebut maka akan Allah akan memanjangkan umurnya sehingga ia bertemu dengan al-Qaim, menjadi pendukung dan pembantunya”. (Biharul Anwar 52 hts 366).

Maka pada dasarnya penantian adalah proses manusia untuk menuju Tuhannya, penantian adalah harapan dan penantian adalah membangun kesadaran dan puncak penantian syahadah. Ketika Allah berfirman:

Dan katakanlah : "Beramallah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang yang beriman akan melihat amal-amal kamu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu amalkan (QS At-Taubah, 9 : 105).

Sebenarnya ayat di atas menjelaskan pada kita akan masa depan kita sebagai manusia. Masa depan begitu cemerlang jika kita berpegang teguh pada penantian yang positif. Mengapa tidak? Karena toh saat kita menanti kehadiran kembali Imam Zaman itu pun tergolong ibadah.[]

Senin, Agustus 03, 2009

S Y A ' B A N (Keutamaan dan Amalan-amalannya)

Keutamaan Bulan Sya'ban

Bulan Sya'ban adalah bulan mulia dan dinisbahkan kepada Rasulullah saw. Di bulan ini, beliau saw senantiasa berpuasa dan menyambung puasa bulan ini dengan (puasa) bulan Ramadhan. Beliau sering bersabda, "Sya'ban adalah bulanku. Barangsiapa berpuasa satu hari pada bulanku, niscaya surga ditetapkan baginya."
Diriwayatkan, Imam Ja'far al-Shadiq berkata:
Jika telah tiba bulan Sya'ban, Imam al-Sajjad mengumpulkan para sahabatnya dan berkata, "Wahai sahabat-sahabatku, tahukah kalian bulan apa ini? Inilah bulan Sya'ban. Nabi (Muhammad) saw sering bersabda, 'Sya'ban adalah bulanku. Maka, berpuasalah kalian pada bulan ini sebagai tanda cinta kepada nabi kalian dan demi mendekatkan diri kepada Tuhan kalian.' Saya bersumpah atas nama Tuhan yang di tangan-Nya jiwa saya berada, saya benar-benar mendengar ayah saya, al-Husain berkata: Saya mendengar Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib berkata, 'Barangsiapa berpuasa di bulan Sya'ban sebagai tanda cinta kepada Rasulullah saw dan demi mendekatkan diri kepada Allah, niscaya Allah mencintai dan mendekatkannya kepada kemuliaan-Nya pada hari kiamat kelak serta menetapkan surga baginya.'"
Shafwan bin Jamal meriwayatkan:
Imam Ja'far al-Shadiq berkata kepada saya, "Sarankanlah kepada orang-orang di sekitarmu untuk berpuasa di bulan Sya'ban!"
Saya mengatakan, "Semoga saya dijadikan sebagai pembela Anda, apakah Anda melihat sesuatu di dalamnya?"
Beliau berkata, "Benar. Sesungguhnya pabila Rasulullah saw melihat hilal bulan Sya'ban, beliau menyuruh seseorang untuk berseru di Madinah, 'Wahai penduduk Yatsrib (Madinah)! Sesungguhnya saya utusan Rasulullah saw bagi kalian. Beliau bersabda: Ketahuilah, Sya'ban adalah bulanku. Allah melimpahkan rahmat kepada orang yang membantuku di bulanku."
Kemudian Imam Ja'far al-Shadiq menambahkan, "Sesungguhnya Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib berkata, 'Puasa bulan Sya'ban tidak pernah luput dariku semenjak saya mendengar utusan Rasulullah saw berseru pada bulan Sya'ban, dan insya Allah, puasa bulan Sya'ban tidak akan pernah luput dariku sepanjang hidupku'."
Imam Ja'far al-Sahdiq sering berkata, "Puasa dua bulan berturut-turut merupakan taubat dari Allah."

Amalan Bulan Sya'ban

Pertama, membaca istighfar 70 kali setiap hari. Astaghfirullaha wa as aluhut taubah (aku mohon ampunan Allah dan minta taubat kepada-Nya).
Kedua, membaca istighfar lain sebanyak 70 kali. Astaghfirullaha alladzi lâilâha illa huwa al-rahmân al-rahîm al-hayyu al-qayyûm wa atûbu ilaihi (Aku mohon ampunan Allah yang Mahakasih, Mahasayang, Yang Hidup kekal lagi terus-menerus mengurus [makhluk-Nya], dan aku bertaubat kepada-Nya). Istighfar (mohon ampunan) merupakan doa dan zikir paling utama di bulan ini. Barangsiapa beristighfar (mohon ampunan kepada Allah atas dosa-dosanya) pada bulan ini sebanyak 70 kali, dia seperti orang yang memohon ampunan kepada Allah sebanyak 70 ribu kali pada bulan-bulan lainnya.
Ketiga, hendaknya seseorang bersedekah pada bulan ini, meskipun dengan separuh butir kurma, niscaya Allah menjauhkan jasadnya dari jilatan api neraka.
Keempat, membaca wirid berikut ini sebanyak 1.000 kali di bulan Sya'ban: Lâ ilâha illallahu, wa lâ na'budu illa iyyâhu mukhlishîna lahud dîna walau karihal musyrikûn. Amalan mulia ini mengandungi pahala yang agung. Pahala ibadah selama seribu tahun ditetapkan bagi orang yang melakukannya.
Kelima, mengerjakan shalat 2 rakaat setiap hari Kamis di bulan Sya'ban. Pada rakaat pertama, baca surat al-Fatihah sekali dan al-Ikhlas 100 kali. Usai salam, lanjutkan dengan membaca shalawat 100 kali. Barangsiapa mengerjakan amalan ini, niscaya Allah memenuhi segala kebutuhan agama dan dunianya. Disunahkan pula berpuasa pada hari ini. Dalam sebuah hadis disebutkan, "Langit menghias diri pada setiap hari Kamis di bulan Sya'ban. Kemudian para malaikat berkata, 'Tuhan kami, ampunilah dosa orang yang berpuasa di hari ini dan kabulkanlah doanya.'" Hadis lain menjelaskan, "Barangsiapa berpuasa pada hari Senin dan Kamis di bulan Sya'ban, niscaya 20 kebutuhan dunia dan 20 kebutuhan akhirat dipenuhi Allah untuknya."
Keenam, hendaknya memperbanyak shalawat kepada Nabi dan keluarga sucinya pada bulan ini.
Ketujuh, membaca shalawat yang diajarkan oleh Imam Ali Zainal Abidin setiap matahari tergelincir (waktu Zuhur) selama bulan Sya'ban dan pada malam pertengahan bulan mulia ini (nisfu Sya'ban).
Kedelapan, membaca munajat Sya'baniyah. Ibnu Khalawaih meriwayatkan, "Munajat Sya'baniyah merupakan munajat yang dipanjatkan oleh Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib dan para imam suci pada bulan Sya'ban."

Malam Nisfu Sya'ban
Malam nisfu Sya'ban merupakan malam puncak kemuliaan. Diriwayatkan bahwa Imam Ja'far al-Shadiq berkata, "Imam Muhammad al-Baqir ditanya perihal keutamaan malam nisfu Sya'ban. Beliau kemudian menjawab, 'Ia merupakan malam paling utama setelah malam Lailatu al-Qadar. Di dalamnya, Allah melimpahkan karunia-Nya kepada hamba-hamba-Nya dan mengampuni dosa-dosa mereka dengan anugerah-Nya. Maka, bersungguh-sungguhlah kalian dalam mendekatkan diri kepada Allah di malam ini. Sesungguhnya ia merupakan sebuah malam yang Allah berjanji kepada diri-Nya untuk tidak menolak orang yang meminta (kepada-Nya) selama dia tidak meminta kepada Allah sesuatu maksiat. Sesungguhnya, malam nisfu Sya'ban adalah malam yang Allah menjadikannya bagi kami, Ahlul Bait, setara dengan apa yang Allah jadikan malam Lailatu al-Qadar bagi Nabi kita saw. Oleh karenanya, bersungguh-sungguhlah kalian dalam berdoa dan memuji Allah.'"
Di antara keagungan malam penuh berkah ini adalah bahwa ia merupakan hari kelahiran Sang Penguasa masa dan Imam Zaman (al-Mahdi)–semoga jiwa kita rela berkorban demi beliau. Imam Mahdi as dilahirkan pada waktu pagi, tahun 255 H di Samara, Iraq. Kelahiran ini menambah kemuliaan dan keutamaan malam ini.

Di antara amalan malam nisfu Sya'ban adalah:
Pertama, mandi (caranya seperti mandi janabah—penerj.). Ini berdampak dalam mengurangi dosa-dosa.
Kedua, menghidupkan malam ini dengan shalat, doa, dan istighfar (mohon ampunan), sebagaimana dilakukan Imam Ali Zainal Abidin al-Sajjad. Dalam sebuah hadis disebutkan, "Barangsiapa menghidupkan malam ini (malam nisfu Sya'ban), hatinya tidak akan mati pada hari di mana seluruh hati menjadi mati."
Ketiga, berziarah kepada Imam Husain (dengan cara mengunjungi makam suci beliau di Karbala atau membaca doa ziarah bagi yang tidak mampu—penerj.). Ini merupakan amalan paling utama pada malam ini dan menghasilkan pengampunan atas dosa-dosa. Barangsiapa ingin dijabat tangan oleh 124.000 arwah nabi, maka hendaknya dia berziarah kepada Imam Husain pada malam ini.
Keempat, membaca doa-doa tertentu sebagaimana disebutkan dalam kitab doa Mafâtih al-Jinân.
Kelima, membaca shalawat yang diajarkan oleh Imam Ali Zainal Abidin.
Keenam, membaca doa Kumail.
Ketujuh, barangsiapa membaca zikir berikut ini sebanyak 100 kali: Subhallahi wal hamdu lillahi walâ ilâha illallahu, niscaya Allah mengampuni perbuatan maksiatnya yang telah lalu serta memenuhi kebutuhan dunia dan akhiratnya.
Kedelapan, mengerjakan shalat dua rakaat (dengan dua salam). Setiap rakaat membaca surat al-Fatihah 100 kali dan al-Ikhlas 100 kali. Usai shalat membaca doa: Allahumma innî ilaika faqîr wa min 'adzâbika mustajîr. Allahumma lâ tubaddil ismi wa lâ tughayyir jismî wa lâ tajhad balâiy wa lâ tusymit bî a'dâi. A'udzu bi'afwika min 'iqobika, wa a'udzu birohmatika min 'adzâbika, wa a'udzu biridhoka min sakhotika, wa a'udzubika minka jalla tsanâuka anta kamâ atsnaita 'alâ nafsika wa fauqo mâ yaqûlul qoilûn.

Amalan Hari Nisfu Sya'ban (15 Sya'ban)
Hari ini merupakan hari raya kelahiran (Idul Milad) Imam Kedua Belas, yaitu pemimpin kita Imam Mahdi al-Hujjah putra al-Hasan al-Askari–semoga shalawat Allah tercurah kepada beliau dan para leluhur beliau. Disunahkan berziarah kepadanya di setiap waktu dan tempat serta berdoa semoga Allah mempercepat kemunculan beliau. Kemunculan dan kekuasaan Imam Mahdi as sangat diyakini. Beliau bakal memenuhi bumi ini dengan keadilan dan kebaikan, sebagaimana sebelumnya dipenuhi kezaliman dan kejahatan.

Amalan Hari-hari Terakhir Bulan Sya'ban
Imam Ali al-Ridha berkata, "Barangsiapa berpuasa tiga hari pada akhir bulan Sya'ban dan menyambungnya dengan bulan Ramadhan, niscaya Allah yang Mahatinggi menetapkan baginya puasa dua bulan berturut-turut."
Abu Shalt al-Harawi meriwayatkan:
Saya datang menemui Imam Ali al-Ridha pada Jumat terakhir bulan Sya'ban. Beliau berkata kepada saya, "Wahai Abu Shalt, sesungguhnya hari-hari Sya'ban telah banyak berlalu dan hari ini Jumat terakhir bulan Sya'ban. Kejarlah apa yang telah berlalu dalam hari-hari yang masih tersisa ini. Engkau harus menyambut apa yang penting bagimu. Perbanyaklah doa dan istighfar (mohon ampunan Allah) serta membaca al-Quran. Bertaubatlah kepada Allah dari dosa-dosamu agar bulan Ramadhan datang menghampirimu, sementara engkau dalam kondisi memurnikan niat semata-mata lantaran Allah yang Mahamulia lagi Mahaagung. Janganlah engkau memikul amanah di pundakmu, kecuali engkau menunaikannya; janganlah engkau simpan kedengkian terhadap Mukmin di hatimu, kecuali engkau mencabutnya; dan janganlah engkau biarkan dirimu melakukan perbuatan dosa, kecuali engkau meninggalkannya. Bertakwalah kepada Allah! Bertawakallah kepada-Nya di saat-saat tersembunyi dan terang-terangan! Barangsiapa bertawakal kepada Allah, maka Dia menjadi penolongnya dan yang memenuhi urusannya. Allah telah menjadikan ukuran (takaran) bagi segala sesuatu. Pada hari-hari yang tersisa di bulan ini, perbanyaklah mengucapkan: Allahumma, in lam takun ghafarta lanâ fîma madha min Sya'ban, faghfir lanâ fîmâ baqiya minhu (Ya Allah, jikalau Engkau tidak mengampuni dosa-dosa kami di hari-hari Sya'ban yang telah berlalu, maka ampunilah dosa-dosa kami di hari-hari yang masih tersisa di bulan ini). Di bulan ini, Allah membebaskan hamba-hamba-Nya dari api neraka lantaran kesucian bulan ini."

Ahmadinejad Resmi Presiden Iran Periode II


Upacara pengukuhan dan pelantikan Presiden Republik Islam Iran, Ahmadinejad dilakukan hari ini (Senin, 3/8). Kantor Berita Fars melaporkan, presiden terpilih dalam pemilu presiden ke-10 Iran, Ahmadinejad dilantik dan dikukuhkan untuk periode empat tahun kedua oleh Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah Al-Udzma Sayyid Ali Khamenei.



Berdasarkan pasal 9 ayat 110 undang-undang dasar Iran, pengukuhan presiden setelah dipilih oleh rakyat merupakan bagian dari tugas dan wewenang Rahbar yang diatur dalam UUD.
Upacara ini dihadiri oleh ketua legislatif dan yudikatif, anggota Dewan Penentu Maslahat Negara, Dewan Garda Konstitusi, parlemen, para petinggi militer dan kepolisian, serta sejumlah duta besar dari berbagai negara.

Dalam pelantikan Ahmadinejad itu, Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah Al-Udzma Sayyid Ali Khamenei, menyampaikan persetujuannya kepada Mahmoud Ahmadinejad untuk menduduki jabatan presiden Iran untuk kedua kalinya.

"Upacara resmi diadakan dan Pemimpin Besar Revolusi Islam sudah menyetujui Ahmadinejad sebagai presiden," demikian dilaporkan stasiun televisi berbahasa Arab, Al Alam, Senin (3/8/2009).

Sebelumnya pemimpin yang juga berperan sebagai pemegang otoritas tertinggi politik Iran menyatakan bahwa proses pemilihan presiden di Iran berlangsung tanpa kecurangan. Pernyataan itu merupakan penegasan dari penyelidikan yang dilakukan Dewan Garda.

Sebelumnya Mir Mousavi menuding Ahmadinejad telah melakukan kecurangan dalam pemilu. Tudingan kecurangan itu, memaksa Dewan Garda sebagai pemegang otoritas tertinggi pemilihan umum Iran untuk melakukan penyelidikan. Namun hasil penyelidikan tetap menempatkan Ahmadinejad sebagai pemenang dengan mengantongi 63 persen suara. Sementara Mousavi hanya memeroleh 34 persen lebih.

Penyedidikan dilakukan terkait laporan calon presiden Hossein Mousavi yang menuding terjadi kecurangan dalam pelaksanaan pilpres, di antaranya pengglembungan suara.

Dalam kampanyenya, Ahmadinejad juga menjanjikan membantu rakyat miskin dan akan memberantas korupsi.

Sejak terpilih untuk pertama kalinya pada 2005, Ahmadinejad dikenal sebagai sosok yang sederhana meski jabatan sebagai presiden sangat memnungkinkan memeroleh fasilitas mewah.

Selama dinas, dia tetap menggunakan mobil Peugeot lama dan hanya memiliki dua rekening di bank. Satu rekeningnya kosong dan satu lainnya rekening yang digunakan untuk menerima gaji dari jabatannya sebelum presiden, yaitu seorang dosen di sebuah universitas.

Pria yang mengklaim dirinya sebagai jago masak itu juga dikenal orang yang tekun bekerja. Dia jarang terlihat di rumah dan selalu menghabiskan waktunya untuk urusan negara. Sejak pukul 05.30 pagi dia sudah berada di kantor dan baru pulang saat selepas tengah malam.

Saat ini, Ahmadinejad mengahadapi banyak tantangan di masa empat tahun kedepan. Tidak hanya masalah ekonomi dalam negeri, namun juga desakan negara-negara Barat soal nuklir Iran.

Namun, Ahmadinejad seringkali menyatakan akan melanjutkan program nuklirnya dan tidak akan terpengaruh dengan desakan negara-negara Barat, terkait tudingan senjata nuklir.

Terpilihnya pria 52 tahun yang dijuluki pembela rakyat miskin itu, bertekad untuk mengembalikan revolusi Islam Iran ke rel yang sebenarnya.

Di dalam khutbah pelantikan yang sederhana itu, Pemimpin Besar Revolusi mengatakan, "Saya mengucapkan selamat atas terpilihnya kembali Doktor Mahmoud Ahmadinejad sebagai Presiden Iran ke-10. Dan berdasarkan suara rakyat saya mengukuhkan orang pemberani, ulet, dan cerdas ini, sebagai presiden Iran. Jelas bahwa suara rakyat dan pengukuhan saya ini tetap berlaku selama beliau tetap berada di jalan ini.

Setelah pelantikannya sebagai presiden, pria 52 tahun itu diberi waktu 2 pekan untuk menyusun kabinetnya."

TPA AZ-ZAHRA dalam Konsep...


Sesuai amanat umat, Yayasan Al-Muntazhar selalu berbenah dalam pengabdian kepada masyarakat. Salah satu wujud pengabdian dalam dunia pendidikan islam yang murah dan berkualitas untuk masyarakat, saat ini sedang dirancang sebuah Sekolah Islam "TK Islam dan TPA Az-Zahra"



  • Konsep Pembelajaran Multiple Inteligent, "Belajar yang menyenangkan (Fun Learning".
  • Materi Belajar disesuaikan dengan Kurikulum Departemen Agama RI ++
  • Sedang dirancang Pembangunan Gedung mandiri TK Islam/TPA Az-Zahra
Dengan pembangunan gedung mandiri yang terpisah dengan gedung Yayasan, proses belajar di TPA akan lebih efektif dan nyaman, demikian juga dengan semua kegiatan yayasan tidak akan terganggu dengan kegiatan TPA, sehingga jamaah bisa beraktifitas dengan lebih khusuk dan nyaman.


Untuk seluruh jamaah pecinta Ahlul Bait yang ingin berpastisipasi dapat menghubungi :

Sekretariat yayasan Al-Muntazhar
Phone 021-5819223

atau
Sri Wulandari 085695128338


REKENING DONASI :

Transfer Rekening Yayasan Al Muntazhar
BCA TAMAN KOTA
No. Rek. 7560008966

Contact Person : H. Abdillah Assegaf (08128166420)




Apa Arti Menanti Imam Mahdi (Afs)?: Prespektif Hukum Islam

Hubungan Penantian Positif dan Asyura



Mereka yang berada di barisan Al-Qur’an, Itrah dan para ulama Ilahi mengatakan: Bahwa intidzâr (penantian) itu seharusnya disertai dengan pelaksanaan amal sesuai dengan yang diinginkan oleh Allah Taala. Muntadzir (seorang penanti) adalah seseorang yang memiliki perhatian atas tugas-tugas (wadhâ’if) agama serta tidak melupakan keutamaan-keutamaan akhlak.



Penantian positif yakni : Bahwasanya hukum Islam tidak akan mengalami perubahan, dan si penanti senantiasa mempunyai kesiapan menyongsong kehadiran Imam Zaman asf kapanpun, dimana beliau (afs)(2) di setiap waktu adalah sebagai penegak kebenaran dalam semesta alam. Yang mengherankan adalah mereka yang mengatakan: “Hukum-hukum Allah akan pasti menjadi terabai dalam masa intidzâr, sekalipun pangkuan seseorang berlumuran dosa, maka ia akan tetap ditolong dengan tibanya faraj ( kemunculan Imamul- Mahdi afs)”.



Sekarang, persoalan adalah, Jika seseorang telah melakukan suatu dosa dan hukum had (hukuman bagi pendosa) sudah semestinya dijalankan atasnya dengan sebab dosa yang telah dilakukannya itu, apakah bukan Nabi saww dan para Imam as sebagai orang yang pertama menjalankan perintah Ilahi? Apakah Imam Zaman as akan meridhoi (wal’iadzubillah) ketika hudud Ilahi tidak dijalankan?. Walau bagaimanapun para pembesar dari kalangan ulama dalam masalah tugas-tugas umat di jaman keghaiban Al-Imam afs telah menulis kitab-kitab dan berkata: “Adapun dari tugas utama para penanti adalah bersungguh-sungguh menuntut pengenalan-pengenalan (ma’ârif) Ilahi dan juga mengikatnya dalam pengamalan”.



Dalam sebuah riwayat, Imam Shodiq as bersabda : “Wara’, ifat berlaku baik/layak… dan menanti faraj dengan sabar itu adalah dari agama para Imam”.(3) Intidhârul-faraj disebutkan beriringan dengan pengajaran-pengajaran seperti wara’, ifat/menjaga kesucian dan kehormatan diri serta kelayakan dan berfikir baik. Dan dalam riwayat yang lain, Imam Shodiq as menyatakan mengenai kedudukan penanti Imam Zaman, demikian bersabda: “Orang yang menanti Imam Zaman adalah seperti seseorang yang sedang menyingsingkan pedang di samping Rasulillah saww di medan perang, ia berperang sambil melakukan pembelaan terhadap diri Rasulillah saww”.



Keutamaan-keutamaan ini diperuntukan kepada muntadzir yang manakah?, Adakah untuk muntadzir (Al-iadzubillah) yang rela terhadap percutian ahkam Islam?, adakah bagi ia yang mempunyai keyakinan terhadap kerusakan dan keberluasannya? (i’ăzdunallah / Allah melindungi kita dari kejahatan dan was-was setan).

Dari riwayat yang mulia ini dan puluhan riwayat-riwayat yang lain dapat digunakan bahwa para muntadhir dalam masa keghaiban akan mengamalkan tanggung jawab-tanggung jawab penting yang ditanggung olehnya, disebutkan berkedudukan sebagai sang pembela Rasulillah saww. Jika tidak bermaknakan demikian, maka seorang yang tidak mengamalkan ahkam agama dan tidak menganjurkan amar ma’rûf kepada yang lain bahkan rela terhadap kemungkaran dan perluasan tampa batas dan tampa ikatan hukum, apakah ada keserupaannya dengan mereka yang menjaga jiwa Rasulullah saww?, dimana Rasulullah saww dengan segala keagungannya adalah sebagai penyebar ahkam agama Islam.



Sebagai memperingatkan dan perhatian bagi semua penanti, kami menyebutkan bagian bahasan dari paling pentingnya taklif-taklif di masa keghaiban dengan menyebutkan poin-poin berikut yang tidak mengecualikan kelompok manapun untuk menunaikan tanggungjawabnya:



1. Berusaha mencapai ilmu dan ma’rifat

Yang pertama sekali tugas para hamba Allah di masa keghaiban adalah berusaha mencapai ilmu dan makrifat (pengenalan) berkenaan dengan Hadhrat (Imamu-zaman afs), yaitu orang yang Allah-Taala telah mewajibkan untuk ditaati, beliaulah sang pengantara antara para hamba dan Allah-Taala. Sifat dan kekhususan-kekhususan beliau hendaknya harus dikenal. Telah disebutkan dalam berbagai riwayat bahwasanya : Jika seseorang mengenal Imam-nya (yaitu mengenal kedudukan keimamahan beliau afs) sama seperti orang yang sedang berada menanti dalam kemah Al- Imam as).



Hendaknya diperhatikan bahwasannya wujud pribadi Al-Imam afs adalah serupa dengan mįzăn (timbangan), jika manusia telah mendapatkan pengenalan terhadap beliau afs maka ini menyebabkan terselamatkannya dia dari berbagai syubhat (kesamaran) dan kesesatan jalan.



Dari yang paling penting sekali diantara seluruh pengenalan adalah pengenalan terhadap kekhususan-kekhususan dan sifat-sifat unggul Al-Imam afs, disamping pengenalan terhadap nama, nasab (silsilah keturunan) ayah dan para kakek beliau as. Dan dari keunggulan-keunggulan khusus beliau afs adalah ; berilmu, ishmat ( maksum/terjaga dari segala dosa dan kesalahan), wara’, syuja’at (berani), įtsăr (mendahulukan kepentingan yang lain dari kepentingan diri) dan puluhan sifat-sifat utama yang lain. Dalam riwayat disebutkan bahwa : Paling minimnya pengenalan terhadap Al-Imam afs adalah mengenal beliau sebagai pewaris Rasulillah saww dan berlaku taat kepada Al-Imam adalah taat kepada Allah dan Rasulillah saww.



2. Menjaga adab terhadap ingatan dan sebutan nama Imam jaman as

Salah satu potret adab Islam mengenai hal ini hendaknya manusia tidak menyebut Imam jaman kecuali dengan sebutan laqab-laqab mulia beliau seperti : Al-Hujjah, Shôhibu-zaman, Baqiatullahil-a’dzam, Mahdį … (ada perbedaan pendapat antara ulama yang mulia -semoga Allah menambah kemuliaan atas mereka – dalam penyebutan secara tashrįh ( jelas ) ataukah dengan nama asli beliau yang mulia.



Sekelompok dari mereka menganggap boleh menyebut secara tashrih hanya ketika bertaqiah, seperti Al-marhum Hur Âmilį pemilik kitab Wasâ’ilu-syįah.(4) Dan sebagian lain seperti Syaikh Mufįd dan Al-marhum Thabarsį adalah melarang penyebutan secara tashrįh terhadap nama beliau afs (5). Untuk kita menjaga adab dan mendapatkan yang lebih hati-hatinya adalah disini kita akan menyebutkan Hadhrat dengan laqab-laqab mulia beliau sebagai sirah (cara) yang sudah dijalankan oleh para ulama yang agung dan juga sebagai berlaku hormat dan pengagungan.



3. Mencintai kepada Hadhrat secara khusus

Mengingat ni’mat-ni’mat Ilahi menyebabkan cinta dan suka terhadap Allah Taala. Dan pengantara semua ni’mat Ilahi yang ada diatas para makhluk ini adalah wujudnya Hujjat kebenaran yaitu Imam jaman afs. Harus diperhatikan bahwa semua keberkatan dan kebaikan Ilahi ini diperantarai oleh Hadhrat Hujjat afs. Maka akal memberikan hukum untuk mencintai Hadhrat afs itu. Dan dilain riwayat, banyak disebutkan bahwa Rasulullah saww dan para Imam as telah memberikan perintah berkenaan dengan cinta kepada Imam jaman afs, seperti yang ada dalam sebuah riwayat berikut, bahwa Rasulullah saww ketika dimalam Mi’raj, bersabda: “Allah Taala berfirman kepada-ku : ( Wahai Muhammad cintailah Dia ( Imam jaman afs), karena aku cinta kepada-nya dan kepada orang-orang yang mencintai-nya )“. Titik perkara yang harus diperhatikan secara mendalam adalah bahwasannya agama akan dimenangkan secara sempurna berkat tangan dan pemerintahan hak beliau afs dan Hadhrat akan memikul kerja keras yang memenatkan demi memenangkan agama Allah serta kemenangan hak di atas kebatilan. Dan ini menuntut akan kecintaan kita kepada beliau afs secara khusus. Kita semua mengetahui bahwa mencintai para Imam pemberi hidayat as terlebih cinta kepada Imam jaman afs secara khusus pada dasarnya adalah cinta kepada Allah Taala.



4. Mengumumkan cinta kepada hadhrat di tengah kelompok masyarakat

Yakni manusia hendaknya menyampaikan kata-kata indah/sabda dan riwayat kehidupan para Imam as dengan bahasa masyarakat dan kelompok-kelompoknya yang bermacam-macam. Dan menggalakan kecintaan mayarakat kepada para Imam as lebih khusus cinta kepada Imam jaman afs.



5. Menanti pemerintahan hak dan kemunculan keluarga Muhammad saww

Dalam Al-Quran yang mulia Allah Taala berfirman : “ …maka nantikanlan!, aku dan kamu dari yang sedang menanti”(6). Dalam riwayat banyak yang menyebutkan pahala dan kedudukan yang tinggi diperuntukan kepada para penanti seperti ; dalam do’a Arafah, Imam Sajjad as menghaturkan kata selamat sejahtera kepada para penanti. Dalam sebuah riwayat, Imam Shodiq as bersabda : “Seorang penanti yang meninggal dunia dalam keadaan intidhâr seperti seseorang yang sedang berada dalam kemah Al-Qâ’im (Imam Zaman afs)”.



Dari keseluruhan riwayat yang datang dalam bab ini bahwasannya intidhâr kepada pemerintahan hak bermaknakan demikian; bahwasannya manusia hendaknya ingin sekali berada disamping Hadhrat afs, ikut menolong-nya dan siap berkorban demi apa saja yang dikehendaki oleh Allah Taala dan Imam jaman afs, bukan berusaha mencapai apa yang dikehendaki oleh keinginan diri-sendiri yang rendah.



Intidhâr pemerintahan yang hak berbeda dengan seluru intidhâr yang lain karena muntadzar ( orang yang dinanti ) dalam intidhâr ini adalah sang pemimpin kita ( umat manusia) yaitu Imam Zaman afs yang dialah Hujjat kebenaran dan pengantar feidh (anugrah ni’mat) dan pemberi petunjuk umat manusia.

Tidak diragukan lagi intidhâr ini adalah paling beratnya penantian diantara penantian-penantian, hanya mereka yang ikhlas yang dapat melakukannya, yang tidak mungkin dilakukan tampa diiring dengan ketaqwaan dan beramal dengan peraturan undang-undang agama. Dalam sebagian riwayat banyak mengisyaratkan bahwasannya intidzâr faraj adalah sebagai ibadat.



Dengan dasar berfikir demikian, banyak dari kalangan ulama besar kita mengemukakan bahasan mengenai adanya atau tidak adanya qashdu qurbat ( niat mendekatkan diri kepada Allah sebagai syarat sahnya peribadatan) dalam intidhâr.



Karena tulisan ini kami berniat meringkas saja, maka kami cukupkan dengan kesimpulan bahwasannya; di setiap Subuh dan Malam hendaknya menanti faraj dan bersiap-siap untuk menolong pemerintah yang hak. Persiapan ini hendaknya senantiasa kekal. Boleh jadi inilah salah satu dari hikmah disembunyikannya zaman kemunculan Imam afs. Di mana kaum beriman di sepanjang waktu berada dalam keadaan bersiap sedia, dan mereka menjaga kesiapan diri mereka.



6. Menerangkan kesukaan dan kerinduan untuk menjumpai Hadhrat afs

Salah satu dari tanda-tanda suka dan cinta kepada yang lain adalah menerangkan rasa suka untuk menjumpai-nya. Imam jaman adalah kecintaan seluruh aulia’ dan para Nabi as yang di berbagai tempat juga telah memperlihatkan penjelasan kesukaan mereka untuk menjumpai Hadhrat afs, seperti Amįrul-muminįn Ali bin Abi Thalib as setelah menyifatkan Walį ashr afs, menjelaskan rasa ingin beliau untuk berjumpa dengan Hadhrat. Para pecinta dan penanti hendaknya menerangkan kerinduan mereka dalam prilaku ingin berjumpa dengan Hadhrat afs.



7. Menyebut keutamaan-keutamaan dan manâqib (do’a, zikir dan ziarah ) Hadhrat dan hadir dalam majilis-majilis peringatan beliau

Mengingat keutamaan-keutamaan dan manâqib Ahlul-Bait as terlebih Hadhrat Walį ashr afs adalah sebagai mishdaq (wujud nyata) mengingat Allah Taala. Ini adalah wadhifah semua orang beriman dan para penanti di ketika dalam majilis dan perayaan, mereka duduk membicarakan keutamaan Rasulullah dan keluarga beliau saww. Mengingat keutamaan-keutamaan Ahlul-Bait as pada hakekatnya sebagai mengagungkan syi’ar-syi’ar Ilahi dan menjalankan amar ma’rûf. Dan yang pasti perlakuan ini akan menjadi siksaan berat bagi setan.



8. Merasa sedih karena berpisah dan jauh dari Hadhrat afs

Dalam banyak riwayat menyebutkan bahwa tanda-tanda pribadi syi’ah adalah kesedihan dia dalam kesedihan para Imam as. Tidak diragukan lagi bahwa keghaiban Hadhrat afs serta apa yang menjadi kesedihan dan kedukaan beliau dan para pengikut beliau adalah dari yang paling utama sekali yang menyebabkan kesedihan para Imam as. Dalam berbagai riwayat menyebutkan memiliki keadaan sedih dan berduka karena berpisah dari Hadhrat afs sangat dipuji.



9. Membaca qashidah, sajak dan puisi berkenaan dengan keutamaan - keutamaan Hadhrat afs

Telah disebutkan dalam sebuah riwayat : “Siapa yang membacakan sebait syair tentang kami maka Allah Taala akan membangunkan sebuah rumah baginya di dalam syurga”.



Dalam riwayat yang lain menyebutkan bahwa pahala-pahala yang agung dengan perbedaan timbangan diperuntukan kepada para penyair dan pemuja, dan perbedaan timbangan pahala ini boleh jadi disesuaikan dengan perbedaan derajat makrifat atau pengaruh syair dan qashidah mereka. Kedudukan yang dimiliki oleh para penyair seperti Kamiat Asadi, Sayyid Hamiri, Da’bal Khazai karena sebab makrifat dan ilmu pengetahuan yang benar mereka berkenaan dengan para Imam as dan penyebaran keutamaan-keutamaan mereka as dengan perantaran seni sejati Islam.

10. Berdiri ketika mendengar sebutan nama dan laqab-laqab mulia Hadhrat afs sambil meletakan tangan keatas kepala sebagai tanda penghormatan

Terdapat dalam sebuah hadis : Di suatu majelis yang di hadiri oleh Imam Shodiq as, diingatkan tentang Imam Zaman afs, Imam Shodiq as bangkit berdiri karena menghormati nama beliau afs. Ini adalah tata-cara yang sudah berjalan di kalangan para Imam as dan para ulama besar syiah, juga dalam buku-buku yang berkaitan dengan perkara ini menganggap mustahab (sunnah) melakukannya dikala sendirian. Bahkan sebagian dari para ulama mengatakan: Suatu ketika dalam suatu mesjid, disebutlah nama Al-Imam jaman afs, maka sebagian dari para hadirin bangkit berdiri, dan sebagian dari mereka tidak melakukannya tampa ada udzur, maka ini termasuk prilaku penghinaan dan mengoyak kehormatan, maka prilaku demikian akan menjadi haram.


11. Menangis dan menyebabkan orang lain menangis karena berpisah dengan Imam jaman afs

Keutamaan menangis ini dikarenakan bahwa si penangis telah meneteskan air mata atas kesulitan-kesulitan yang menimpa Hadhrat dan qalbunya terbakar oleh karena berpisah dari Yusuf-nya Fathimah as, tangisan yang di sebabkan oleh penglihatan yang bertahun-tahun dilewatkan dengan keghaiban Imam yang menyebabkan suatu kelompok melontarkan kata-kata yang tidak senonoh berkenaan dengan beliau seperti ; telah mati, telah dibunuh, telah binasa. Syi’ah dan orang beriman yang mempunyai ilmu dan kesadaran serta memiliki makrifat terhadap maqam keimamahan, setelah menyaksikan dan mendengarkan ucapan-ucapan yang tidak senonoh itu maka air mata keterpisahan mengalir dari pelupuk matanya.

Hati bak kayu terbakar oleh rindu melihat-mu

Mata deras alirkan air, bak sungai karena berpisah dari-mu

Tenggelam dalam banjir air mata dan jiwa dipanggang

Orang tenggelam kobaran, bila akan dilihat.

Api cinta pada-mu bergeming di kepala

Gemerlap dari hati, tidur dari mata-ku, dirampas.



12. Memohon dan banyak berdoa kepada Allah Taala supaya mengenal dan mengetahui Imam Zaman afs

Pengenalan terhadap cahaya-cahaya suci keberadaan para Imam pemberi petunjuk as tampa inâyah dan petunjuk Ilahi tidaklah mungkin. Allah Taala–lah yang meletakan hidayah ini kedalam hati manusia, Imam Shodiq as bersabda:” Hikmah kebijakan yang Allah Taala berikan kepada para hamba itu adalah ketaatan pada Allah dan makrifat terhadap Imam as “. (Kitab Usulul-Kâfį jld 1, h185, bab Ma’rifat Imam as).



Dalam riwayat yang banyak telah menyebutkan bahwa perkara yang paling utama dam wajib setelah mengenal Allah dan Rasulullah saww adalah mengenal Imam jaman afs dan pemimpin perkara kaum muslimin (walį amri muslimin ). Tidak mengenal Imam as yakni terdampar dalam putaran deras kebodohan dan kedunguan (kebingungan) seperti kaum jahiliat sebelum Islam. Hendaklah diperhatikan bahwa pengenalan dan pengetahuan adalah ciptaan Allah Taala, demikian juga Dia telah menyiapkan segala sebab-musababnya. Salah satu dari sebab-sebab itu adalah ketelitian terhadap perjalanan hidup para Imam as dan perkara-perkara luar biasa mereka (mu’jizât) serta pencermatan terhadap akhlak dan ucapan-ucapan mereka. Tetapi dengan usaha yang demikian hendaknya juga memohon taufik pengenalan yang benar dari Allah Taala. Namun yang pasti adalah Allah Taala akan memberikan hasil jerih payah serta berita gembira pertolongan dan petunjuk seperti dalam firma-Nya: “Dan bagi orang-orang yang bersungguh-sungguh berusaha dalam mencapai kami maka kami akan memberikan petunjuk jalan kami kepada mereka”.( Al-Ankabut 69)

Marhum Kulainį dan syekh Thusį dan pemilik kitab “Al-Gaibah“ Nu’manį dengan mengambil periwayatan dari Zurârah, telah menaqalkan sebuah do’a dari Imam Shodiq as yang bersabda : “Akan terjadi bagi pemuda itu ( Imam Jaman afs ) kegaiban sebelum kebangkitannya …maka wahai Zurârah jika kamu mengalami jaman itu maka bacalah doa berikut :

اللَّهُمَّ عَرِّفنِی نَفسَکَ فَاِنَّکَ اِن لم تُعَرِّفَنِی نَفسَکَ لم اَعرِف نَبِیَّکَ،

اَللَّهُمُّ عَرِّفَنِی رَسُولَکَ فَاِنَّک اِن لَم تُعَرِّفنِی رَسُولَکَ لَم اَعرِف حُجَّتَکَ, اَللَّهُمَّ عَرِّفنِی حُجَّتَک فَاِنَّکَ اِن لَم َتُعَرِّفنِی حُجَّتَک ضَلَلتُ

عَن دِینِی.

” Ya Allah! kenalkan padaku diri-Mu, jika Engkau tidak mengenalkan diri-Mu pada-ku maka aku tak akan dapat mengenal Nabi-Mu, ya Allah! kenalkan pada-ku Rasul-Mu, jika Engkau tidak mengenalkan Rasul-Mu pada-ku maka aku tidak akan dapat mengenal Hujjah-Mu, ya Allah! kenalkan pada-ku Hujjah-Mu, jika Engkau tidak mengenalkan Hujjah-Mu pada-ku maka sesatlah aku dari agama-ku”.

Berkenaan dengan pembahasan do’a di jaman keghaiban Imam telah termaktub dalam kitab yang bermacam-macam, bagi mereka yang suka untuk mengetahui lebih lanjut silakan membaca kitab-kitab tsb.



13. Mengenal tanda-tanda kemunculan Hadhrat afs

Termasuk dari tugas orang beriman dan para penanti adalah mengenal tanda-tanda kemunculan Hadhrat afs. Tanda-tanda kemunculan telah dibagi kepada beberapa istilah yang berbeda seperti :

-Hatmiah ( tanda yang pasti),

-Gairu hatmiah ( tanda yang tidak pasti ),

-Qaribah ( tanda dekat ),

-Ba’įdah ( tanda jauh).

Mengenal tanda-tanda ini diperlukan supaya manusia ketika melihat tanda-tanda yang pasti dan yang sudah dijanjikan maka mereka akan menghadap kearah Hadhrat afs. Tanda-tanda ini telah diterangkan oleh para Imam suci as supaya dapat membedakan argumen yang benar dan yang bohong, dan supaya orang-orang beriman mengenal tanda-tanda ini dari jalan Itrah as saja, sehingga mereka tidak akan mengikuti kelompok pengaku-ngaku imamat yang hanya menipu manusia tampa ada isi dalam sarung bekalnya. Perhatikanlah dua riwayat di bawah ini :

1.Telah dinaqalkan dari Muhammad bin Shomit yang berkata : “Saya menghaturkan pertanyaan kepada Imam Shodiq as : Apakah tidak ada tanda-tanda sebelum kemunculan (dzuhûr) ? Imam bersabda : ada, saya melanjutkan : Apakah itu ?, Imam bersabda : yait binasanya Abbâsį, keluarnya Sufiyânį, bunuhnya jiwa yang suci, masuk/rontuhnya dataran di Baidâ’ ( tanah dataran antara Makkah dan Madinah) dan terdengar suara dari langit . Saya berkata : Saya berkorban untuk Anda, saya khawatir perkara ini akan mengalami masa yang panjang, Imam bersabda : Tidak, namun yang pasti adalah itu seumpama biji-biji tashbih yang berurutan dan beratur rapi.”( Kitab ” Al-Gaibah ” Nu’mani h139).

2. Dinaqalkan dari Hamrân bin A’yan dari Imam Baqir as berkenaan dengan tafsir ayat :

( فَقَضَي أجَلاً و أجَلٌ مُسَمَي عِندَه )

Beliau as bersabda : “Ajal (ketetapan) ada dua macam; Satu ajal hatmį yang pasti berlaku dan yang kedua ajal mauqûf yang bergantung pada perkara yang lain, Hamrân berkata : Saya berharap ketetapan yang berlaku atas Sufyanį adalah dari ketetapan yang mauqûf. Imam Baqir as bersabda : Tidak, demi Tuhan itu dari bagian ketetapan yang hatmį” (Kitab ” Al-Gaibah ” Nu’mani h139).



14. Menyerah pada urusan Allah Ta’ala, tidak tergesa-gesa dan tidak mengada-ngada menentukan waktu kemunculan

Banyak terdapat dalam riwayat yang menyatakan :

“Kamu sekalian menyerahlah pada perkara Allah dan jangan tergesah-gesah karena dalam ketergesahan boleh jadi akan membinasakan kamu”.



Dalam riwayat yang lain yang dimaksud dengan perkara Allah tersebut adalah keghaiban Hadhrat afs yang memiliki batas akhir, dan pasti akan mencapai batas akhir itu.



Dalam sebuah hadist dari Imam Shodiq as yang bersabda:“Mahâdhįr telah binasa”, perawi berkata : Saya bertanya apakah yang dimaksud dengan mahâdhįr ? ,beliau berkata : Mereka yang tergesah-gesah, lalu Imam Bersabda: Telah dekat bagi para penghisab diri untuk mencapai kejayaan dan benteng kesabaran tetap berada di atas kaki – kaki teguh mereka”.



Sebab dicelanya ketergesa-gesaan adalah oleh karena si pelaku ketergesaan mungkin dia akan melepaskan rasa sabar dan tanggungjawab sehingga ia akan mengikuti orang-orang yang sesat yang mengaku-ngaku memiliki maqam keimamahan, atau ketergesahan ini akan menyebabkan keputus-asaan dari kejadian perkara kemunculan Imam yang agung. Keputus-asaan ini bermakna membohongkan para Imam as dan Rasulullah saww.



Seseorang yang tergesa-gesa mungkin dari pengaruh keraguan dirinya, ia juga akan mengajak orang lain untuk ikut ragu, atau ia akan meninggalkan amalan-amalan dan tugas-tugas di masa keghaiban seperti ; meninggalkan do’a supaya dicepatkan kemunculan Hadhrat atau meninggalkan sedekah untuk keselamatan diri Imam Zaman afs, Dan juga ia akan meninggalkan amalan-amalan penting lainnya.



15. Bersedekah dengan tujuan sebagai mewakili kehadiran hadhrat dan keselamatan beliau afs

Dalam hukum Agama Islam membenarkan orang beriman saling mewakili dalam melakukan amalan-amalan kebaikan seperti : Mendirikan sholat, melakukan ziarah, memberi sedekah, ini menunjukan adanya rasa saling cinta antara satu sama lain. Imam jaman afs adalah pemimpin orang-orang beriman serta memiliki maqam keimamahan bagi ummat dan sebagai hujjah Ilahi maka jika suatu amal dilakukan dengan mewakilkan diri untuk beliau maka tentu memiliki nilai yang lebih tinggi.



Telah dinaqalkan dari Imam Musa bin Ja’far as, bahwa beliau as dalam menjawab seseorang yang bertanya : “Apakah aku dapat melakukan haji, mendirikan sholat dan memberi sedekah sebagai menggantikan mereka yang masih hidup dan telah meninggal dunia dari kalangan keluarga dan teman-temanku ?, Imam bersabda :” Ya boleh, kamu bersedekah sebagai mewakilkan dirinya, dirikanlah sholat, dan dengan sebab silaturahim dan perhubungan-mu dengannya, engkau mendapatkan pahala yang lain”.( Kitab Wasa’ilul-Syi’ah j5, h367).



Sekalipun pada kebiasaanya manusia memanglah akan saling berhubungan antara keluarga dan orang-orang dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan baik, tetapi dalam riwayat ini menjelaskan persoalan melakukan amalan-amalan dengan mewakilkan diri untuk keluarga serta teman-teman yang beriman yang hidup dan telah meninggal dunia. Dan Imam as dalam menjawab soalan tersebut, juga memberikan dorongan untuk melakukannya. Poin penting yang diperhatikan disini adalah bahwasannya tiada hubungan yang lebih kokoh dari hubungan antara Imam dan orang-orang yang beriman, karena Imam as adalah pengalir anugrah Ilahi dan pengantara antara Bumi dan Langit. اَينَ السَبَبُ المُتَصِلُ بَينَ الارضِ وَ السَمَاء))



Amalan-amalan lain yang telah dianjurkan adalah memberikan sedekah dengan niat untuk keselamatan Imam Zaman afs. Siapakah musafir yang paling mulia lebih dari Hadhrat Walį ashr afs yang baginda Rasulullah saww telah bersabda :” Seorang hamba belum beriman sehinggalah dia mencintai-ku melebihi dari dirinya sendiri, dan mencintai keluarga-ku melebihi dari keluarga dirinya sendiri, serta mencintai anak-keturunan-ku melebihi dari anak-keturunannya sendiri, dan sari-pati (dzât) aku disisinya lebih ia cintai dari pada sari pati dirinya”.( Kitab Majâlis Shadûq hal 201).



Selain dari memberikan sedekah, dengan melakukan haji, ziarat ketempat-tempat yang suci dan orang-orang yang telah mati syahid dengan perantaraan orang lain atau mengambil wakil untuk melakukan amalan-amalan tersebut sebagai menggantikan Hadhrat afs juga termasuk perbuatan yang telah dianjurkan, dan mustahab dilakukan di masa keghaibahan.



Yang perlu diperhatikan adalah setiap amalan yang kita lakukan sebagai menggantikan diri Hadhrat afs dan keluarga mulia Rasulullah saww, selain menunjukan atas kecintaan dan kesetiaan terhadap keluarga mulia ini, paling besar faedahnya – Insyaallah rahmat dan keberkatan Ilahi – akan meliputi keadaan diri kita. Karena akhlaknya keluarga ini berdasarkan argument berikut: ( عَادَ تُكُم الاِحسَانُ وَ سَجَيٌَتُكُم الكِرَم) - yaitu kebiasan kalian adalah berlaku baik dan budi-pekerti kalian mulia-. Mereka adalah para penafsir Al-Qur’an dan merekalah pengamal-pengamal undang-undang Ilahi dan Al-Qur’an, dan merekalah tempat penampakan lutfi Ilahi serta berakhlak belas kasih sebagaimana dalam Al-qura’an disebutkan : “مَن جَاءَ بِالحَسَنَةِ فَلَهُ عَشَرَ اَمثَالِهَا”. Jika manusia beranjak satu langkah kearah Tuhan maka taufiq sepuluh langka yang lain akan dianugrahkan kepadanya. Karena itu misalkan seorang mukmin bersedekah senilai seratus Rupiah demi keselamatan Imam jaman afs, maka akan sebanding dengan seribu, keberkatan dan perhatian Hadhrat pun akan mengikutinya. Apakan ada kebahagiaan manusia yang melebihi dari pada mendapatkan taufik dalam melakukan amalan-amalan ini. اللهمٌ ارزقنا توفيق الطاعة



16. Berusaha dalam perkhidmatan dan menolong Hadhrat

Para Imam as mempunyai kedudukan khusus dan utama. Di antara para Imam, bahkan menurut pandangan Imam yang lain as, Imam jaman mempunyai kekhususan tersendiri, sehinggalah dinaqalkan dari Imam Shodiq as bersabda: ”Dan seandainya saya mendapatkan masa ia, maka seluruh kehidupanku akan ku-khidmatkan kepada-nya”. Sabda beliau ini hendaknya tidak diambil dengan remeh dan mudah-mudah saja. Suatu perkataan besar dari Imam Shodiq as ini sebagai ungkapan puncak penghormatan dan pengagungan beliau as terhadap wujud mulia Hadhrat Walį Ashr afs. Imam Shodiq as disepanjang masa usianya telah melakukan perkhidmatan penuh dan menyebar-luaskan ma’ârif Ilahi, namun kata-kata demikian beliau mengatakannya.



Yang benar adalah kita-pun hendaknya memilki i’itiqôd ( keyakinan ) seperti itu, karena keluarga (para Imam suci ahlul-Bait as) yang dibanggakan oleh para malaikat di langit, itupun telah melakukan perkhidmatan kepada-nya (Imam jaman afs), dan memang pasti mereka memiliki maqom dan keagungan ini. Dan bila kita bangga terhadap perkhidmatan kepadanya maka jadilah kita bertabiat malaikat.Taklif-taklif yang lain di masa keghaiban adalah hendaknya kita menolong Hadhrat afs. Al-Quran yang mulia menaqalkan perkataan Hadhrat Îsa as yang berkata : “من انصاري الي الله قال الحواريٌون نحن انصار الله”

menolong para wali Allah Taala dan nabi-nabi mulia adalah sebagai menolong Allah Taala sendiri dan menolong agama-Nya. Terdapat dalam Al-Quran juga, Allah berfirman: "اِن تَنصُرُوا الله ينصركم"

Hendaknya diperhatikan bahwasannya Allah Taala pemilik Zat Suci dan Maha Berkemampuan tidak memerlukan pertolongan kita para makhluk, dan jikalau dicabut inayah-Nya satu detik saja dari kita, maka kita akan tiada dan menjadi binasa. Jadi menolong Allah bermaknakan menolong para wali Ilahi dan menolong agama Allah serta Rasul mulia dan para Imam as. Menolong Rasul mulia dan para Imam pemberi petunjuk as yakni mengamalkan peraturan-peraturan mereka, dan ini disetiap jaman memiliki perbedaan, terkadang dengan cara kemiliteran seperti jihad dan perlawanan. Terkadang juga dengan do’a dan sedeqah, atau dengan mendirikan majelis-majelis, peringatan dan mengadakan pembendungan budaya dan lain-lain cara. Hendaknya semua berazam/bertekad untuk membantu Hadhrat disegala keadaan, dan kita hendaknya mengetahui niat dan tujuan menolong Hadhrat adalah sangat penting sekali. Terdapat dalam riwayat berbunyi : نٍِيٌةُ المُؤمِن خَيرٌ مِن عَمَلِه ِ( niatnya orang beriman itu lebih baik dari pada amalnya ).

Dalam sebuah sarahan lain Imam Shodiq as bersabda : “Saya sendiri tidak keluar dari para syuhada Karbala, dan perhitungan pahala-ku tidaklah lebih sedikit dari pahala mereka, karena dalam niat, saya menolong agama yang hak dan membantu Imam Husein as…”( Kitab Raudhatul-kâfį j8, h8).



17. Memperbahrui bai’at dengan Hadhrat di setiap hari selepas sholat fardu dan di setiap Jumaat

Dalam khotbah Al-Gadįr, Rasulullah saww menyerukan kepada para hadirin dan kepada mereka yang tidak hadir untuk melakukan bai’at dengan para Imam, orang-orang beriman hendaknya perikatan janji dan bai’at ini diperbaharuikan lagi bersama Imam di setiap zaman. Bai’at dengan wakil kebenaran bermaknakan berbai’at dengan Allah Taala, ( انٌَ الَذ ين يبايعونك انٌما يبايعون الله ).



Asli hukum bai’at adalah wajib dan diperlukan dan perbaharuannya menjadi perkara yang sangat ditekankan. Mengenai hal ini banyak riwayat yang menyebutkan, dan juga telah dihaturkan do’a-do’a untuk waktu yang berbeda. Dari sekian do’a-do’a yang menjadi perhatian adalah do’a Âhd , yang telah dinaqalkan dari Imam Shodiq as, do’a ini mencakupi pembelajaran makrifat terhadap Imam, do’a ini mengandungi makna yang banyak dan mestilah kita bisa mengatakan do’a ini adalah ibu dari segala do’a. Dalam kitab-kitab sumber telah diriwayatkan bahwasannya para malaikat Ilahi di setiap hari Jumat di Baitul-Ma’mûr mereka berkumpul untuk memperbaharui bai’at kewilayahan para Imam yang suci as. Dengan memperhatikan matlab di atas yang banyak mengkhususkan hari Jumat untuk Hadhrat afs, maka selayaknya di hari Jumat dapat mengadakan bai’at dengan Imam Zaman dan sebisa-bisanya diusahakan untuk memperbaharuinya.



18. Mengadakan silatur-rahim dengan harta benda terhadap Hadhrat afs atau terhadap para Syiah dan pecintanya.

Termasuk perkara yang dimustahabkan dan menjadi hal yang ditekankan di masa kegaiban Imam Zaman afs adalah mengkhususkan sebahagian dari harta-benda yang ada untuk Hadhrat. Terdapat dalam riwayat menyatakan “Tiada perkara yang paling dicintai disisi Allah melebihi perkara mengkhususkan uang/harta-benda untuk Imam afs, sungguh Allah Taala akan menetapkan bagi yang menunaikan satu dirham sama dengan satu gunung Uhud di syurga.



Silatur-rahim dengan cara demikian hendaknya disertai pikiran bahwasannya Imam afs tidak butuh terhadap harta yang ada di tangan manusia, namun manusialah yang membutuhkan supaya Imam afs dapat mengabulkan hartanya untuk mensucikan diri manusia sendiri. Dalam sebagian dari kitab-kitab sumber hadist meriwayatkan : “Jika kamu tidak dapat bersilatur-rahim dengan berziarah kepada kami maka lakukanlah silatur-rahim dengan para pecinta kami dan ziarahilah salah seorang dari mereka yang sholeh”.( Kitab Kâmiluz-zirât hal 319 bab 105).



19. Mengirim salam dan sholawât atas beliau afs dan menghadiahkan sholat untuknya.

Mengirim sholawât kepada Rasulullah dan keluaraga-nya saww sudah menjadi perkara yang banyak diperhatikan dan ditekankan dalam ayat-ayat dan riwayat. Matlab ini demikian lebih diperhatikan dalam riwayat, sehingga sangat sedikit yang dapat dijumpai topik bahasan yang sebanding dengannya dalam pemberhatian dan sensitifnya perkara tersebut. Diantaranya mengirim salam dan sholawat atas Hadhrat Walį Ashr afs dalam banyak do’a yang datang dari para Imam as. Dan yang pasti dalam kitab-kitab do’a sholawat atas para Imam as telah disebutkan secara terpisah dan khusus diperuntukan bagi setiap satu-persatu dari mereka. Dari sekian do’a salam dan sholawat keatas Hadhrat Walį Ashr yang termuat adalah do’a yang dinaqalkan oleh marhum sayyid Ibnu Thowus, doa tersebut di mulai dengan kalimat :

“صَل علي وَلِيٌك و ابن اولياءك الذ ين فرضت طاعتهم… الٌلهُمٌ ”.( Kitab Jamâlul-usbu’ halaman 493).



Dalam kitab tersebut ada sebuah bahasan yang dikhususkan untuk topik: “Hadiah sholat untuk para Imam as”. Dan dalam sumber keterangan yang lain telah disebutkan bahwasannya mustahab bagi manusia untuk melakukan sholat dengan niat menghadiahkannya kepada Walį ashr afs dengan penjelasan sebagai berikut : Mulailah dari hari Jumat dengan melakukan delapan rakaat dengan niat 4 rakaat untuk dihadiahkan kepada Hadhrat Rasulullah saww, dan 4 rakaat lagi untuk Hadhrat Az-Zahra as, Di hari Sabtu hingga hari kamis demikian juga di setiap harinya melakukan delapan rakaat sholat, setiap 4 rakaatnya dihadiahkan kepada setiap seorang dari para Imam as sehinggalah 4 rakaat terakhir yang dilakukan pada hari Khamis itu dihadiahkan kepada Imam Zaman afs, perlu diperhatikan disetiap lepas dari dua rakaat sholat-sholat tersebut hendaknya membaca: (اللهُمٌَ أنتَ السَلام… ) dan di tempat perkataan (فلان بن فلان ) hendaknya menyebutkan nama seorang Imam yang diniatkan untuk dihadiahkan sholat itu kepadanya. .( IM/UI)



- Cuplikan dari kitab Nesyonehoi-az-Qô’im-Âli-Muhammad saww- Sayyid Yahya Ma’ruf Fadhil Hamedani.

Minggu, Agustus 02, 2009

George Galloway: Palestina akan Merdeka

Anggota Majelis Rendah Inggris, George Galloway seraya meyinggung dukungan seluruh bangsa-bangsa di dunia terhadap bangsa Palestina dan perjuangan mereka, menegaskan bahwa suatu saat nanti Palestina akan merdeka. George Galloway kemarin malam (Ahad, 2/8) dalam wawancaranya dengan Televisi Al-Alam di Beirut, Lebanon, mengatakan, rombongan pembawa bantuan kemanusiaan ke jalur Gaza mendapat tekanan hebat dari pemerintah Mesir. Ditambahkannya, meski pintu perbatasan Rafah terletak di sebuah negara Arab, namun jalur tersebut tidak dibuka untuk distribusi bantuan ke Gaza dan rombongan pembawa bantuan kemanusiaan tidak berhasil memasuki kawasan.


Lebih lanjut, Galloway menuturkan, Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad, Presiden Venezuela, Hugo Chavez, dan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan meski mereka bukan Arab, tapi termasuk pemimpin populer dan mendapat dukungan dari bangsa-bangsa Arab karena mereka mendukung bangsa Palestina. Seraya menyinggung keberadaan 10 juta umat Islam di AS ditambah dengan para penentang perang, Galloway menandaskan, mayoritas anggota rombongan pembawa bantuan dan solidaritas untuk Gaza yang diutus dari Eropa dan AS berasal dari masyarakat miskin dan lemah yang mencita-citakan kemerdekaan Palestina. Anggota parlemen Inggris ini menuturkan, kebanyakan masyarakat Inggris juga mendukung Palestina dan mereka telah menyatakan dukungannya dengan menggelar berbagai aksi demo. Ditambahkannya, mereka sama sekali tidak sepakat dengan kebijakan para pejabat Inggris menyangkut masalah Palestina.

Kamis, Juli 30, 2009

Wiladah Imam Husain A.S, Puncak Kemanusiaan

Suatu hari, Rasulullah mendengar kabar tentang Umu Aiman yang menangis setiap malam. Umu Aiman mendatangi Rasulullah Saw. Rasul bertanya, "Mengapa engkau menangis?". Ia menjawab, "Ya Rasulullah, aku bermimpi buruk". Lalu Rasul bersabda, "Ceritakan mimpimu." Umu Aiman berkata, "Ya Rasulullah, suatu malam aku bermimpi bagian tubuh Anda terpisah dan berada di rumahku."


Sambil tersenyum, Rasulullah Saw bersabda, "Tenanglah. Putriku Fatimah akan melahirkan anak laki-laki yang akan kamu asuh dan bagian dari tubuhku berada di rumahmu." Tanggal 3 Sa'ban 4 H, dikenal sebagai hari lahirnya Husein bin Ali as. Setelah lahir, bayi suci ini diserahkan ke tangan Rasulullah Saw. Kalimat pertama yang terdengar di telinga Husein adalah lantunan tauhid yang menentramkan hati. Rasulullah Saw membenamkan tauhid dalam hati bayi suci itu dan menamainya Husein, lalu mencium serta mendekapnya.

Memasuki hari ketujuh kelahiran bayi suci ini, Umu Aiman membawa Husein menghadap Rasulullah. Beliau bersabda, "Selamat bagi pembawanya, Selamat bagi pembawanya, inilah ta'bir mimpimu". Hari itu, Rasulullah memberi makan fakir miskin dan menginfakkan harta yang dimilikinya pada orang lain. Hati Husein pun diterangi pancaran cahaya tauhid, ilmu dan iman.

Husein as dibesarkan di lingkungan keluarga suci. Para pendidik beliau adalah orang-orang yang moralnya paling mulia dan menjulang kemanusiaannya. Husein dibesarkan di tengah orang-orang yang mengemban tugas membimbing dan memimpin umat manusia. Petunjuk khusus Rasulullah Saw, kasih sayang dan keadilan Ali as, serta keutamaan Fatimah as, setiap saat menambah keindahan dan kesempurnaan Husein.

Dalam kultur Arab, seorang perempuan tidak dianggap anaknya. Rasulullah merubah tradisi jahiliyah tersebut. Beliau menyebut Husein sebagai bagian darinya dan kecintaan beliau kepada putra Fatimah yaitu Hasan dan Husein tampak jelas. Suatu hari, Rasulullah terlihat keluar dari rumahnya, saat itu Hasan berdiri di salah satu bahu beliau dan Husein berdiri di bahu lainnya. Rasulullah terkadang menciumnya. Seseorang bertanya, "Wahai Rasulullah, Anda mencintai anak ini?" Beliau bersabda, "Barang siapa yang mencintai keduanya, ia mencintaiku dan barang siapa yang memusuhinya, maka ia memusuhiku".

Abu Hurairah berkata, "Aku melihat dengan mata sendiri langkah Husein kecil di atas kaki Rasulullah. Beliau memegang kedua tangan Husein dan mengangkatnya. Anak itu diangkat hingga melangkah di dada Rasulullah. Ketika itu rasul mencium anak itu seraya berdoa, "Ya Allah, Cintailah ia, sebagaimana aku mencintainya".

Husein adalah pencinta Sang Pencipta alam semesta. Imam Shadiq as menyebut beliau sebagai manifestasi nafs al-Mutmainah, berarti jiwa yang tenang. Sebagaimana disebutkan dalam surat Fajr. Hal ini berarti, Tuhan meridhainya dan ia pun menerima Tuhannya. Perkataan dan sikap Imam Husein as, menunjukan bahwa dalam hidupnya senantiasa menegakkan kebenaran dan keadilan serta menyebarkan agama Tuhan. Husein as, senantiasa menegakkan jalan Rasulullah Saw dan para nabi lainnya.Tampaknya inilah maksud dari ziarah warits yang disampaikan kepada beliau, pada saat kita membaca, "Assalamu Alaika ya Waritsa Adama shifwatillah, Assalamu Alaika Ya waritsa Nuhi Nabiyillah... Assalamu Alaika ya Waritsa Muhammad Rasulillah, Salam atasmu wahai pewaris Adam as, Salam atasmu wahai pewaris nuh... salam atasmu wahai pewaris Rasulullah.

Periode setelah Rasulullah wafat hingga Imam Ali as memerintah, berlangsung sekitar 25 tahun. Ketika itu, Husein menjadi pemuda teladan dan terkemuka yang terkenal dengan ilmu, pengetahuan dan keberaniannya. Imam Husein selalu memantau dinamika masyarakat kala itu dan beliau sepenuhnya merasakan sensitifitas masyarakat. Dalam setiap peperangan, Husein dengan penuh keberanian maju ke medan laga. Di setiap pekerjaan besar beliau selalu dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Semua kalangan memanggil beliau dengan keagungan dan kebesarannya. Ketika nama Sang Pengasih disebut, air matanya mengalir menandakan tingginya kecintaan Husein kepada Tuhannya.

Suatu hari seorang arab sahara memasuki Madinah. Ia menanyakan siapa ksatria kota ini. Penduduk Madinah menjawab, Husein. Lalu ia bergegas menemui Husein. Ia melihat Imam Husein tengah menunaikan shalat. Setelah selesai shalat, ia menyampaikan maksudnya. Husein menuju rumahnya dan menyerahkan 4000 dinar yang dibungkus kain. Menyaksikan kebaikan Imam Husein as tersebut, ia berkata, "Keberanian tidak akan terkubur dalam tanah, selamanya berada di angkasa dan memancar laksana matahari."

Pada masa itu, semua orang menghormati Imam Husein. Para pembesar masyarakat, menghormati beliau dan saudaranya. Ketika itu, jika seseorang mengatakan bahwa pemuda terkemuka ini akan mati oleh umat kakeknya sendiri, siapapun tidak akan mempercayainya.

Pasca kesyahidan Imam Ali as, mulailah babak baru kehidupan Imam Husein as. Pada masa itu, pancaran keagungan Husein adalah manifestasi Islam dan al-Quran di mata setiap orang. Setelah kesyahidan ayahnya, Imam Husein as mendampingi saudaranya, Imam Hasan as, sebagai rujukan masyarakat dan orang yang membantu memenuhi kebutuhan mereka. Husein dikenal sebagai sosok yang dicintai, mulia, terkemuka dan utama.

Nama Imam Husein as, mengingatkan kita pada kebangkitan merahnya. Epik emasnya, senantiasa mengisi penuh lembaran sejarah. Husein mengajarkan keberanian dan pengabdian. Dalam sebuah sabda yang menghunjam, Rasulullah Saw berkata, "Husein adalah kecintaan yang dalam dan tersembunyi di dada kaum mukminin. Ia pintu dari pintu-pintu surga. Aku bersaksi atas nama diriku yang berada digenggaman-Nya, Husein lebih agung di langit dari pada di bumi. dan ia perhiasan langit dan bumi."

Lima puluh tahun setelah Rasulullah wafat, ketika itu penyimpangan melanda kaum muslimin dan umat Rasulullah telah melupakan nilai-nilai Islam dan ajarannya. Di puncak tertinggi pengabdian di jalan kebenaran, dengan suara lantang Imam Husein berbicara ke segenap umat manusia. Beliau berkata, "Wahai umat manusia! kebebasan, kemuliaan, keadilan, kesempurnaan adalah karakteristik kehidupan yang baik. Melalui jalan ini, kepribadian seorang manusia akan abadi. Berupalah hidup demikian."

Jumat, Juli 24, 2009

Selamat Lahir,"Ksatria Langit"ku, "Penyembuh Jiwa"ku

Langit tak berawan, bunga bermekaran, malam benderang oleh bintang...
Oh, duhai alam..
kuadukan kegalauan jiwaku..
apakah aku harus gembira hari ini...
ataukah harus menangis lagi?
Sejenak ku gembira tiada tara, sejenak kemudian ku menangis sesak..
lalu kulihat sekitar.. mereka tak hiraukan ku..

Kumengenangnya..
Sang pembawa cinta yang disakiti..
Sang pelindung yang dicaci..
Sang pemberi yang dimaki..
Sang pemberani tak tertandingi...

Duhai rentang hari...
Ceritakanlah padaku tentangnya..
Duhai hembus angin..
Bawakanlah semerbak harumnya...
Duhai Sang penguasa hati,
Sampaikan salamku untuknya..
Duhai hati,
pahatlah cintamu padanya tiada henti...