Jumat, Mei 18, 2012

Fatimah Az-zahra dan Kaum Wanita Masa Kini – Peringatan Wiladah Fatimah Az-Zahra



12 Mei 2012 – Peringatan Wiladah Fatimah as tahun ini agak spesial dari biasanya. Jauh-jauh hari santri-santri wanita Madrasah Az-zahra begitu antusias ikut membantu persiapan acara, karena panitia menjanjikan bahwa kali ini akan kedatangan kak Sulis, artis pelantun lagu-lagu islam yang cukup tenar di Indonesia. Dengan semangat tinggi masing-masing bekerja sesuai bagiannya. Santri santri yang kebagian mengisi acara sibuk berlatih. Santri RA dengan operet Fatimah, santri TPA dan DTA berlatih Tari Saman dengan tekun dan gembira, Santri-santri DQH menghafal Surat-surat Al-Quran dan melatih kekompakannya. Santri-santri lainnya membantu panitia mengerjakan apa yang mereka bisa. Mendekor ruangan, mempersiapkan alat-alat, dan sebagainya. Seperti biasa, peringatan Wiladah Fatimah di yayasan Al-Muntazhar digelar khusus untuk wanita dan mengutamakan tamu wanita.

Acara dikemas dengan rapi. Panitia sudah mempersiapkan rangkaian acara dan ritual ibadah khusus untuk Bunda Fatimah as tercinta. Bunga-bunga warna-warni menghiasi ruangan Husainiyah, panggung persembahan kegembiraan dihias sedemikian rupa. Dan acara pun berlangsung sukses dengan penuh keceriaan dan khidmat. Lantunan Hafalan Quran, Serempak Tari Saman, Operet anak-anak yang “amazing” kata ibu-ibu, ceramah tentang sosok fatimah as yang mengharukan, puisi cinta untuk Az-zahra, dan lantunan puji-pujian untuk fatimah, Rasul dan Ahlul bayt yang suci terkemas indah bersama kak Sulis dan gegap gempita kegembiraan anak-anak... wow.. suasana yang sangat mengesankan.
Peringatan Wiladah Fatimah as diadakan dengan harapan bahwa semoga sosok Fatimah as dapat dijadikan tauladan bagi generasi muda khusunya wanita di tengah-tengah perkembangan jaman yang serba modern tapi menuntut kejelian untuk tetap menomorsatukan akhlak mereka sebagai wanita, seperti yang dicontohkan oleh Az-zahra. Betapa pentingnya nilai-nilai akhlak harus dijunjung oleh para ibu dalam menghadapi era globalisasi informasi yang dapat dengan mudah menggilas pola pikir dan gaya hidup anak-anak yang menjadi tanggung jawab mereka. Betapa pentingnya nilai-nilai akhlak seperti yang ada dalam diri Fatimah untuk dapat dijadikan acuan bagi remaja wanita jaman ini, dimana perkembangan budaya barat yang semakin gencar mengikis kepribadian mereka lewat berbagai media. Mengenalkan sosok Az-zahra kepada mereka dan mencoba untuk menyematkan nilai-nilai akhlak wanita termulia ke dalam pemikiran mereka adalah strategi untuk menciptakan filter-filter pergaulan dan way of life buat mereka. Itu sekelumit misi yang melatarbelakangi diselenggarakannya peringatan ini tiap tahun oleh yayasan Al-Muntazhar.

Minggu, Agustus 23, 2009

Ramadhan di Al-muntazhar

Bulan Ramadhan, bulan mulia yang memberikan limpahan hikmah, rahmat dan ampunan. Bulan yang memberikan banyak kesempatan bagi umat muslim untuk memaksimalkan keislamannya. Pelajaran -pelajaran penting dan hikmah-hikmah kehidupan dapat dipetik di bulan ini. Ibadah dan penghambaan diri kepada Tuhan adalah inti kegiatan bulan ini.
Seperti Ramadhan-ramadhan tahun lalu, Ramadhan kali ini Yaysan Al-muntazhar banyak menyusun kegiatan :

1. Sholat qodho berjamaah
sholat qodho berjamaah dilaksanakan setiap hari pukul 19.30 sampai selesai, bersama ust. Abdillah Assegaf. Jemaah sekitar yayasan selalu menyempatkan diri untuk hadir, sekaligus juga sebagai ajang mempererat jalinan ukhuwah di antara mereka.

2. Tadarrus Al-Quran
Tadarrus Al-quran diikuti jamaah dan santri-santri TPA Az-zahra, seta remaja Al-muntazhar, setiap hari, malam dan subuh.

3. Kelas Tajwid untuk umum
Kelas kajian ilmu Tajwid untuk umum setiap pagi, diikuti jamaah, remaja dan kalangan umum bersama ust. Abdillah Assegaff, yang bertujuan untuk memberikan pemahaman membaca Al-Quran dengan benar.

4. Kelas Bahasa Arab
Kelas Bahasa Arab dilaksanakan setiap malam, diikuti oleh remaja Al-Muntazhar dan santri TPA Az-zahra.

5. Pesantren Kilat
Kegiatan ini diadakan pada akhir minggu ke-dua Ramadhan, diikuti remaja dan santri Al-muntazhar, dengan materi Kajian Aqidah Islam

6. Buka Puasa Bersama dan Reuni Pengurus Yayasan
Buka puasa bersama diadakan sebagai sarana reuni pengurus-pengurus lama yang telah tersebar ke berbagai daerah, untuk bertemu dan bersilaturahmi di yayasan al-muntazhar.

Minggu, Agustus 16, 2009

DEKAPLAH RAMADHAN...

Bumi kembali berhias...
Lampu-lampu hias keimanan dinyalakan...
Umbul-umbul keikhlasan dikibarkan di setiap sudut hati...
Wewangian bunga-bunga Jasmine dihembuskan di segenap angkasa jiwa..
Permadani Merah di gelar di halaman-halaman kerinduan..

Jantung-jantung asmara mulai berdegup keras...
Lagu-lagu pujaan didendangkan di setiap rumah.....
Puisi-puisi do'a telah tersusun rapi di altar-altar pemujaan...
Ayat-ayat Tuhan sudah tak sabar ingin segera dilantunkan..

Tulisan-tulisan besar maklumat terpasang di gerbang-gerbang kota..
"SANG TAMU BESAR KEMULIAAN AKAN DATANG.."

Kepingan serpihan-serpihan maksiat telah disapu bersih..
Sampah-sampah sisa pesta duniawi dibakar tak tersisa lagi..
Majlis-majlis judi sepi tak ada yang menghadiri..
Partai-partai koloni setan berkemas-kemas untuk segera pergi..


Oh... betapa gembira diri ini..
sebentar lagi kerinduan ini akan terobati..
Akan kusambut ia dengan hati..
Akan kuhabiskan malam-malamku dengannya..
Kan kurayu dia untuk memelukku..
Ah... betapa indah hari-hari Ilahi...
Seakan aku tak ingin ia beranjak pergi lagi...


Minggu, Agustus 09, 2009

Keterlibatan Inggris dalam Kerusuhan Diungkap di Pengadilan Iran


Pengamat senior Kedutaan Besar Inggris di Tehran, Mir Mohammad Hossein Rasam, diadili di pengadilan yang mengusut kasus kerusuhan pasca pemilu presiden kesepuluh Republik Islam Iran. Sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Fars, wakil pengadilan membacakan tuduhan mata-mata yang ditujukan pada Hossein Rasam.

Wakil pengadilan mengatakan, Rasam pada tanggal 12, 15 dan 17 Juni, berada di tempat kerusuhan serta menyerahkan data dan informasi ke Kedutaan Inggris di Tehran. Lebih lanjut penuntut umum menuturkan, Hossein Rasam bersama Sekretaris Kedua Inggris, Thomas Burn dan Sekretaris Kedutaan Australia,Shaun Murphy, mondar-mandir di kantor tim sukses salah satu kandidat presiden Iran.
Rasam dalam pernyatannya di sidang pengadilan menyinggung aktivitasnya selama lima tahun di Kedutaan Inggris, mengatakan, tugas utamanya adalah mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan Inggris melalui tim khususnya dan penghubung kedutaan di Tehran dan kota-kota lainya. Ia juga mengakui bahwa lembaga swadaya masyarakat (LSM) dijadikan sebagai salah satu sarana untuk mengumpulkan data dan informasi yang kemudian diserahkan ke Kedutaan Inggris di Tehran. Dikatakannya, sekitar 300 ribu pound dianggarkan setiap tahunnya untuk membantu lembaga-lembaga masyarakat Iran. Rasam juga mengabarkan keterlibatan Sekretaris Pertama Politik Kedubes Inggris, Alex di sejumlah pos tim sukses pemilu dan keikutsertaannya Sekretaris Ketiga Kedubes Inggris, Dominik dalam demonstrasi ilegal di Tehran.

Jumat, Agustus 07, 2009

John Bolton: Israel akan Serang Iran


Israel dimungkinkan mengambil sikap unilateral dengan meluncurkan serangan militer ke Iran untuk menghentikan program nuklir Negeri Mullah itu.

Dalam wawancara dengan Fox News, mantan duta besar Amerika Serikat untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) John Bolton memang tidak yakin Israel telah benar-benar membuat keputusan. Namun jika melihat sejarah, menurut dia, Israel tidak takut mengambil aksi militer.
"Israel menghancurkan reaktor Osirak di luar Baghdad pada 1981. Ia menghancurkan sebuah reaktor Korea Utara di Suriah pada September 2007," ungkap Bolton, seperti dikutip dari jaringan televisi Iran Press TV, Rabu (5/8/2009).

Israel, yang merupakan satu-satunya negara di kawasan Timur Tengah yang memiliki senjata nuklir, telah berulang kali menyuarakan tekadnya untuk menghentikan program nuklir Iran, meskipun melalui opsi militer.

Teheran telah menegaskan program nuklirnya tidak bertujuan untuk kepentingan militer dan dikembangkan dalam kerangka kebijakan internasional[islammuhammadi/mt]


Kamis, Agustus 06, 2009

Mahdiisme; Sebuah Penantian

Oleh: M Turkan


Seorang mukmin sejati yang memiliki keyakinan tentang Mahdiisme seharusnya terus beraktifitas sesuai dengan hukum yang telah ditetapkan oleh al-Quran dan Hadist dalam proses menyambut kehadiran Sang Juru Selamat. Hendaklah ia mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Persiapan awal untuk proses penyambutan Imam Mahdi adalah mengikrarkan keimannya kepada Imam Mahdi dan mengaplikasikannya dalam segala bentuk aktivitas. Sebagai contoh adalah ucapan Imam Khomeini qs tentang motif revolusi Islam Iran.



--------------------------------------------------------------

BERBICARA tentang Mahdiisme bukanlah suatu perkara yang mudah. Apalagi jika konsep ini di sandingkan dengan sebuah konsep penantian. Mahdiisme adalah sebuah konsep yang tidak hanya diyakini dan dipercayai oleh kaum muslimin saja akan tetapi diyakini juga oleh sebagian agama dan aliran kepercayaan. Dalam agama Kristen kita kenal konsep Messiah (Juru Selamat) yang atau dalam istilah Jawa kita sebut dengan Ratu Adil. Tentu saja konsep Mahdiisme atau konsep penantian akan “Juru Selamat yang Dinantikan” ini berkaitan erat dengan pandangan dunia. Dalam hal ini ada dua pandangan dunia, yang pertama adalah pandangan dunia materialisme dan yang kedua adalah pandangan dunia islam.

Banyak di antara pemikir dan agamawan yang menafsirkan bahwa Mahdi atau Messiah atau sang Juru Selamat itu akan muncul ketika kerusakan dan kebrobrokan di dunia ini sudah merajalela. Dengan berpijak pada pandangan dan prinsip demikian, maka manusia melakukan dosa-dosa besar dan kedholiman dengan harapan sang Juru Selamat akan segera muncul. Prinsip ini biasanya dibuat oleh orang-orang yang berusaha mengkritik dan mengecam kaum Yahudi yang sedang menantikan Juru Selamatnya, begitu juga bagi mereka yang tidak menerima Isa a.s. putera Maryam sebagai Messiah.

Kritik pandangan dunia materialisme terhadap konsep kepercayaan tentang Juru Selamat adalah bahwa konsep ini sebenarnya memberangus aktifitas otak manusia, membelenggu kesadaran manusia dan bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan serta tangung jawab manusia. Karena pengikut akan kepercayaan ini berkeyakinan bahwa perbaikan sosial, pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme tidak berada di tangan manusia. Manusia tidak bertangung jawab atas keterpurukan dan dekadensi moral. Manusia tidak mempunyai pilihan dan andil sama sekali dalam memutuskan nasib sendiri, dan tidak ada memiliki taklif untuk menegakkan keadilan dalam masyarakat. Tanggung jawab ini sepenuhnya diserahkan oleh sosok yang akan muncul di masa depan yang akan menyelamatkan manusia dari kerusakan dan keadaan yang menyedihkan.

PENANTIAN POSITIF

Ketika kita berbicara tentang penantian maka di sana ada tiga hal yang harus diperhatikan:

1. Si pelaku [si penanti]
2. Proses penantian [hukum penantian]
3. Yang di nanti [Juru Selamat]

Tentu saja ketiga hal ini tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lainya. Masing-masing berkaitan erat. Si pelaku seharusnya sudah memahami hukum dan tugas-tugas dari sebuah sebuah penantian, juga siapa yang di tunggu. karena ada hukum yang barlaku bagi si penanti maka akan terjadilah proses Penantian yang Positif.

Dalam akidah Syiah, terutama Syiah Imamiyah, munculnya akan Imam Mahdi afs [Juru Selamat] adalah permasalahan yang sudah pasti, persis dengan ungkapan akan munculnya Yaum al-Mau’ud [hari kiamat]. Hari yang dijanjikan dengan kemunculan Imam Mahdi aj adalah langkah awal untuk menuju hari Akhir yang telah dijanjikan Allah.

Hari kemunculan Imam Mahdi afs merupakan janji yang pasti untuk menunjukkan kepada manusia bahwa semua yang difirmankan Allah adalah benar, bahwa keadilan Ilahi merupakan hal yang nyata dan dapat dinikmati oleh setiap manusia ketika manusia melaksanakan segala hukum yang telah diturunkan-Nya.

Imam Khomeini qs mengatakan: ”Sesungguhnya tidak ada manusia seperti Imam Mahdi afs yang di dalam ghaibnya, diumpamakan seperti matahari yang berada di balik awan. Dia tersembunyi di balik awan tetapi dengan sinarnya hari-hari tetap terang sehingga kehidupan di muka bumi berjalan sebagaimana layaknya. Dunia seakan lupa bahwa hukum kausalitas merupakan gerak yang menuju pada kesempurnaan sedang kehidupan materi adalah kehidupan yang tidak pernah akan membawa manusia pada satu titik kesempurnaan apapun. Saat ini manusia tengah diselubungi kegelapan kehidupan materi sehingga tidak dapat melihat cahaya kebenaran. Bukanlah kebenaran yang tidak ada, tetapi materi telah menutupi mata hati meraka untuk dapat melihat kebenaran. Tidak heran jika sebagian kaum musliminpun hanya menimbang nilai-nilai kebenaran dengan materi karena telah terbelenggu dengan cara berfikir materialisme. Nilai-nilai kebenaran materi telah membenamkan indrawi manusia pada kegelapan khayal yang melupakan akan hakekat mereka.

Seorang mukmin sejati yang memiliki keyakinan tentang Mahdiisme seharusnya terus beraktifitas sesuai dengan hukum yang telah ditetapkan oleh al-Quran dan Hadist dalam proses menyambut kehadiran Sang Juru Selamat. Hendaklah ia mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Persiapan awal untuk proses penyambutan Imam Mahdi adalah mengikrarkan keimannya kepada Imam Mahdi dan mengaplikasikannya dalam segala bentuk aktivitas. Sebagai contoh adalah ucapan Imam Khomeini qs tentang motif revolusi Islam Iran. Beliau menyebutkan bahwa revolusi Islam Iran dijadikan sebagai basis untuk kemunculan Imam Mahdi as.

Dan yang baru saja kita rayakan adalah kemenangan Muqawamah Hizbullah atas Israel di Lebanon, ini tidak dapat dilepaskan dari keyakinan adanya keyakinan terhadap Imam Mahdi aj. Baik revolusi Islam di Iran maupun Hizbullah di Lebanon keduanya merupakan bukti nyata bahwa setiap aktifitas yang mereka lakukan merupakan persiapan untuk menyambut kehadiran revolusi Mahdi aj. Semangat inilah yang dikenal sebagai semangat Mahdawiyah.

PARA PENANTI

Apa yang harus dilakukan oleh seorang penanti sejati? Jika kita akan menyambut seorang raja maka kita yang kita lakukan adalah mempersiapkan segala-galanya. Apalagi jika yang akan kita sambut adalah seorang Juru Selamat, maka kitapun dituntut untuk mempersiapakan apa yang diinginkan oleh Sang Juru Selamat. Oleh karena itu para penanti Kehadiran Imam Mahdi afs harus mempersiapkan segala kemampuan dan kekuatannya sehingga dapat terjadi proses penantian yang positif. Seorang penanti harus mengumpulkan segenap kemampuannya untuk menghadapi kebatilan, menegakkan keadilan dan menyerukan persatuan. Seorang penanti harus siap untuk syahid, kapanpun dan dimanapun. Sebab syahadah adalah sebuah tradisi seorang penanti sejati untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik. Seorang penanti harus aktif melawan kebobrokan moral di masyarakat sekalipun dengan berbekal sebatang panah. Sebagai mana disabdakan oleh Imam Ja’far as-Shadiq as: ”Persiapkan diri kalian untuk kemunculan al-Qaim walaupun hanya dengan sebatang panah. Sesungguhnya ketika Allah mengetahui niat hamba-Nya tersebut maka akan Allah akan memanjangkan umurnya sehingga ia bertemu dengan al-Qaim, menjadi pendukung dan pembantunya”. (Biharul Anwar 52 hts 366).

Maka pada dasarnya penantian adalah proses manusia untuk menuju Tuhannya, penantian adalah harapan dan penantian adalah membangun kesadaran dan puncak penantian syahadah. Ketika Allah berfirman:

Dan katakanlah : "Beramallah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang yang beriman akan melihat amal-amal kamu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu amalkan (QS At-Taubah, 9 : 105).

Sebenarnya ayat di atas menjelaskan pada kita akan masa depan kita sebagai manusia. Masa depan begitu cemerlang jika kita berpegang teguh pada penantian yang positif. Mengapa tidak? Karena toh saat kita menanti kehadiran kembali Imam Zaman itu pun tergolong ibadah.[]

Senin, Agustus 03, 2009

S Y A ' B A N (Keutamaan dan Amalan-amalannya)

Keutamaan Bulan Sya'ban

Bulan Sya'ban adalah bulan mulia dan dinisbahkan kepada Rasulullah saw. Di bulan ini, beliau saw senantiasa berpuasa dan menyambung puasa bulan ini dengan (puasa) bulan Ramadhan. Beliau sering bersabda, "Sya'ban adalah bulanku. Barangsiapa berpuasa satu hari pada bulanku, niscaya surga ditetapkan baginya."
Diriwayatkan, Imam Ja'far al-Shadiq berkata:
Jika telah tiba bulan Sya'ban, Imam al-Sajjad mengumpulkan para sahabatnya dan berkata, "Wahai sahabat-sahabatku, tahukah kalian bulan apa ini? Inilah bulan Sya'ban. Nabi (Muhammad) saw sering bersabda, 'Sya'ban adalah bulanku. Maka, berpuasalah kalian pada bulan ini sebagai tanda cinta kepada nabi kalian dan demi mendekatkan diri kepada Tuhan kalian.' Saya bersumpah atas nama Tuhan yang di tangan-Nya jiwa saya berada, saya benar-benar mendengar ayah saya, al-Husain berkata: Saya mendengar Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib berkata, 'Barangsiapa berpuasa di bulan Sya'ban sebagai tanda cinta kepada Rasulullah saw dan demi mendekatkan diri kepada Allah, niscaya Allah mencintai dan mendekatkannya kepada kemuliaan-Nya pada hari kiamat kelak serta menetapkan surga baginya.'"
Shafwan bin Jamal meriwayatkan:
Imam Ja'far al-Shadiq berkata kepada saya, "Sarankanlah kepada orang-orang di sekitarmu untuk berpuasa di bulan Sya'ban!"
Saya mengatakan, "Semoga saya dijadikan sebagai pembela Anda, apakah Anda melihat sesuatu di dalamnya?"
Beliau berkata, "Benar. Sesungguhnya pabila Rasulullah saw melihat hilal bulan Sya'ban, beliau menyuruh seseorang untuk berseru di Madinah, 'Wahai penduduk Yatsrib (Madinah)! Sesungguhnya saya utusan Rasulullah saw bagi kalian. Beliau bersabda: Ketahuilah, Sya'ban adalah bulanku. Allah melimpahkan rahmat kepada orang yang membantuku di bulanku."
Kemudian Imam Ja'far al-Shadiq menambahkan, "Sesungguhnya Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib berkata, 'Puasa bulan Sya'ban tidak pernah luput dariku semenjak saya mendengar utusan Rasulullah saw berseru pada bulan Sya'ban, dan insya Allah, puasa bulan Sya'ban tidak akan pernah luput dariku sepanjang hidupku'."
Imam Ja'far al-Sahdiq sering berkata, "Puasa dua bulan berturut-turut merupakan taubat dari Allah."

Amalan Bulan Sya'ban

Pertama, membaca istighfar 70 kali setiap hari. Astaghfirullaha wa as aluhut taubah (aku mohon ampunan Allah dan minta taubat kepada-Nya).
Kedua, membaca istighfar lain sebanyak 70 kali. Astaghfirullaha alladzi lâilâha illa huwa al-rahmân al-rahîm al-hayyu al-qayyûm wa atûbu ilaihi (Aku mohon ampunan Allah yang Mahakasih, Mahasayang, Yang Hidup kekal lagi terus-menerus mengurus [makhluk-Nya], dan aku bertaubat kepada-Nya). Istighfar (mohon ampunan) merupakan doa dan zikir paling utama di bulan ini. Barangsiapa beristighfar (mohon ampunan kepada Allah atas dosa-dosanya) pada bulan ini sebanyak 70 kali, dia seperti orang yang memohon ampunan kepada Allah sebanyak 70 ribu kali pada bulan-bulan lainnya.
Ketiga, hendaknya seseorang bersedekah pada bulan ini, meskipun dengan separuh butir kurma, niscaya Allah menjauhkan jasadnya dari jilatan api neraka.
Keempat, membaca wirid berikut ini sebanyak 1.000 kali di bulan Sya'ban: Lâ ilâha illallahu, wa lâ na'budu illa iyyâhu mukhlishîna lahud dîna walau karihal musyrikûn. Amalan mulia ini mengandungi pahala yang agung. Pahala ibadah selama seribu tahun ditetapkan bagi orang yang melakukannya.
Kelima, mengerjakan shalat 2 rakaat setiap hari Kamis di bulan Sya'ban. Pada rakaat pertama, baca surat al-Fatihah sekali dan al-Ikhlas 100 kali. Usai salam, lanjutkan dengan membaca shalawat 100 kali. Barangsiapa mengerjakan amalan ini, niscaya Allah memenuhi segala kebutuhan agama dan dunianya. Disunahkan pula berpuasa pada hari ini. Dalam sebuah hadis disebutkan, "Langit menghias diri pada setiap hari Kamis di bulan Sya'ban. Kemudian para malaikat berkata, 'Tuhan kami, ampunilah dosa orang yang berpuasa di hari ini dan kabulkanlah doanya.'" Hadis lain menjelaskan, "Barangsiapa berpuasa pada hari Senin dan Kamis di bulan Sya'ban, niscaya 20 kebutuhan dunia dan 20 kebutuhan akhirat dipenuhi Allah untuknya."
Keenam, hendaknya memperbanyak shalawat kepada Nabi dan keluarga sucinya pada bulan ini.
Ketujuh, membaca shalawat yang diajarkan oleh Imam Ali Zainal Abidin setiap matahari tergelincir (waktu Zuhur) selama bulan Sya'ban dan pada malam pertengahan bulan mulia ini (nisfu Sya'ban).
Kedelapan, membaca munajat Sya'baniyah. Ibnu Khalawaih meriwayatkan, "Munajat Sya'baniyah merupakan munajat yang dipanjatkan oleh Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib dan para imam suci pada bulan Sya'ban."

Malam Nisfu Sya'ban
Malam nisfu Sya'ban merupakan malam puncak kemuliaan. Diriwayatkan bahwa Imam Ja'far al-Shadiq berkata, "Imam Muhammad al-Baqir ditanya perihal keutamaan malam nisfu Sya'ban. Beliau kemudian menjawab, 'Ia merupakan malam paling utama setelah malam Lailatu al-Qadar. Di dalamnya, Allah melimpahkan karunia-Nya kepada hamba-hamba-Nya dan mengampuni dosa-dosa mereka dengan anugerah-Nya. Maka, bersungguh-sungguhlah kalian dalam mendekatkan diri kepada Allah di malam ini. Sesungguhnya ia merupakan sebuah malam yang Allah berjanji kepada diri-Nya untuk tidak menolak orang yang meminta (kepada-Nya) selama dia tidak meminta kepada Allah sesuatu maksiat. Sesungguhnya, malam nisfu Sya'ban adalah malam yang Allah menjadikannya bagi kami, Ahlul Bait, setara dengan apa yang Allah jadikan malam Lailatu al-Qadar bagi Nabi kita saw. Oleh karenanya, bersungguh-sungguhlah kalian dalam berdoa dan memuji Allah.'"
Di antara keagungan malam penuh berkah ini adalah bahwa ia merupakan hari kelahiran Sang Penguasa masa dan Imam Zaman (al-Mahdi)–semoga jiwa kita rela berkorban demi beliau. Imam Mahdi as dilahirkan pada waktu pagi, tahun 255 H di Samara, Iraq. Kelahiran ini menambah kemuliaan dan keutamaan malam ini.

Di antara amalan malam nisfu Sya'ban adalah:
Pertama, mandi (caranya seperti mandi janabah—penerj.). Ini berdampak dalam mengurangi dosa-dosa.
Kedua, menghidupkan malam ini dengan shalat, doa, dan istighfar (mohon ampunan), sebagaimana dilakukan Imam Ali Zainal Abidin al-Sajjad. Dalam sebuah hadis disebutkan, "Barangsiapa menghidupkan malam ini (malam nisfu Sya'ban), hatinya tidak akan mati pada hari di mana seluruh hati menjadi mati."
Ketiga, berziarah kepada Imam Husain (dengan cara mengunjungi makam suci beliau di Karbala atau membaca doa ziarah bagi yang tidak mampu—penerj.). Ini merupakan amalan paling utama pada malam ini dan menghasilkan pengampunan atas dosa-dosa. Barangsiapa ingin dijabat tangan oleh 124.000 arwah nabi, maka hendaknya dia berziarah kepada Imam Husain pada malam ini.
Keempat, membaca doa-doa tertentu sebagaimana disebutkan dalam kitab doa Mafâtih al-Jinân.
Kelima, membaca shalawat yang diajarkan oleh Imam Ali Zainal Abidin.
Keenam, membaca doa Kumail.
Ketujuh, barangsiapa membaca zikir berikut ini sebanyak 100 kali: Subhallahi wal hamdu lillahi walâ ilâha illallahu, niscaya Allah mengampuni perbuatan maksiatnya yang telah lalu serta memenuhi kebutuhan dunia dan akhiratnya.
Kedelapan, mengerjakan shalat dua rakaat (dengan dua salam). Setiap rakaat membaca surat al-Fatihah 100 kali dan al-Ikhlas 100 kali. Usai shalat membaca doa: Allahumma innî ilaika faqîr wa min 'adzâbika mustajîr. Allahumma lâ tubaddil ismi wa lâ tughayyir jismî wa lâ tajhad balâiy wa lâ tusymit bî a'dâi. A'udzu bi'afwika min 'iqobika, wa a'udzu birohmatika min 'adzâbika, wa a'udzu biridhoka min sakhotika, wa a'udzubika minka jalla tsanâuka anta kamâ atsnaita 'alâ nafsika wa fauqo mâ yaqûlul qoilûn.

Amalan Hari Nisfu Sya'ban (15 Sya'ban)
Hari ini merupakan hari raya kelahiran (Idul Milad) Imam Kedua Belas, yaitu pemimpin kita Imam Mahdi al-Hujjah putra al-Hasan al-Askari–semoga shalawat Allah tercurah kepada beliau dan para leluhur beliau. Disunahkan berziarah kepadanya di setiap waktu dan tempat serta berdoa semoga Allah mempercepat kemunculan beliau. Kemunculan dan kekuasaan Imam Mahdi as sangat diyakini. Beliau bakal memenuhi bumi ini dengan keadilan dan kebaikan, sebagaimana sebelumnya dipenuhi kezaliman dan kejahatan.

Amalan Hari-hari Terakhir Bulan Sya'ban
Imam Ali al-Ridha berkata, "Barangsiapa berpuasa tiga hari pada akhir bulan Sya'ban dan menyambungnya dengan bulan Ramadhan, niscaya Allah yang Mahatinggi menetapkan baginya puasa dua bulan berturut-turut."
Abu Shalt al-Harawi meriwayatkan:
Saya datang menemui Imam Ali al-Ridha pada Jumat terakhir bulan Sya'ban. Beliau berkata kepada saya, "Wahai Abu Shalt, sesungguhnya hari-hari Sya'ban telah banyak berlalu dan hari ini Jumat terakhir bulan Sya'ban. Kejarlah apa yang telah berlalu dalam hari-hari yang masih tersisa ini. Engkau harus menyambut apa yang penting bagimu. Perbanyaklah doa dan istighfar (mohon ampunan Allah) serta membaca al-Quran. Bertaubatlah kepada Allah dari dosa-dosamu agar bulan Ramadhan datang menghampirimu, sementara engkau dalam kondisi memurnikan niat semata-mata lantaran Allah yang Mahamulia lagi Mahaagung. Janganlah engkau memikul amanah di pundakmu, kecuali engkau menunaikannya; janganlah engkau simpan kedengkian terhadap Mukmin di hatimu, kecuali engkau mencabutnya; dan janganlah engkau biarkan dirimu melakukan perbuatan dosa, kecuali engkau meninggalkannya. Bertakwalah kepada Allah! Bertawakallah kepada-Nya di saat-saat tersembunyi dan terang-terangan! Barangsiapa bertawakal kepada Allah, maka Dia menjadi penolongnya dan yang memenuhi urusannya. Allah telah menjadikan ukuran (takaran) bagi segala sesuatu. Pada hari-hari yang tersisa di bulan ini, perbanyaklah mengucapkan: Allahumma, in lam takun ghafarta lanâ fîma madha min Sya'ban, faghfir lanâ fîmâ baqiya minhu (Ya Allah, jikalau Engkau tidak mengampuni dosa-dosa kami di hari-hari Sya'ban yang telah berlalu, maka ampunilah dosa-dosa kami di hari-hari yang masih tersisa di bulan ini). Di bulan ini, Allah membebaskan hamba-hamba-Nya dari api neraka lantaran kesucian bulan ini."